NASIONAL

Menteri Desa Bicara Peluang Dana Desa untuk Makan Siang

Istilah program ini juga berubah, dari makan siang menjadi makan bergizi.

AUTHOR / Ken Fitriani

EDITOR / Sindu

Menteri Desa Bicara Peluang Dana Desa untuk Makan Siang
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar di Kabupaten Sleman, DIY, Sabtu, 22 Juni 2024. Foto: KBR/Ken

KBR, Yogyakarta- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar mengatakan keputusan penggunaan Dana Desa untuk program Makan Siang tergantung kebijakan pemerintahan Prabowo-Gibran.

Ini disampaikan Menteri PDTT Abdul Halim Iskandar menanggapi soal peluang penggunaan Dana Desa untuk program Makan Siang yang digagas Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo-Gibran. Istilah program ini juga berubah, dari makan siang menjadi makan bergizi.

"Semua serba mungkin, tinggal nanti kebijakan Pak Presiden terpilih bagaimana setelah nanti beliau dilantik sebagai presiden," katanya di Kabupaten Sleman, DIY, Sabtu,(22/6/2024).

Baca juga:

Menurut Halim, Dana Desa boleh digunakan untuk apa saja, asal mencakup dua hal, yakni pertumbuhan ekonomi dan peningkatan SDM.

Untuk pertumbuhan ekonomi, bisa digunakan untuk desa wisata, BumDes. Sedangkan peningkatan SDM, bisa digunakan untuk beasiswa dan penanganan stunting.

"Apa saja boleh asal kaitannya dengan dua hal itu. Udah, enggak usah banyak konsultasi ke Kementerian Desa, dua hal itu kunci," tegas politikus PKB itu.

Menteri Halim juga enggan berkomentar soal apakah PKB akan masuk kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran. Yang paling penting menurutnya, program yang baik bisa dilanjutkan.

"Itu urusan ketua umum, yang penting apa yang menjadi program baik pemerintah, pasti kita support," pungkasnya.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!