NASIONAL

Mendag Klaim Harga Bawang Merah Mulai Turun

"Meski begitu, Mendag memastikan harga bawang merah kini sudah mulai turun."

Astri Septiani

Harga bawang merah melambung
Ilustrasi: Harga melambung, panen bawang merah di Desa Salu Deawata, Kabupaten Enrekang, Sulsel, Minggu (14/04/24). (Antara/Arnas Padda)

KBR, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan, sejumlah faktor menjadi penyebab masih mahalnya harga bawang merah di pasaran, yaitu karena momentum lebaran dan bencana banjir.

Meski begitu, Mendag memastikan harga bawang merah kini sudah mulai turun.

"Memang Lebaran. Lebaran itu kan. Ini kan pasar baru ramai, lebaran pasarnya yang dagang nggak ada. Yang jualannya liburan, yang beretani juga liburan. Bawang kan usianya pendek. Ada juga yang terkena banjir. Saya kira itu hanya sebentar. Karena bawang merah ini kita tanam sendiri. Jadi enggak akan ada soal. Sekarang sudah mulai turun dari Rp75.000 ke Rp65.000 per kilogram) . Berarti pasokan sudah mulai lancar," kata Zulhas saat meninjau pasar Palmerah, Jakarta (30/4/2024).

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bawang merah mengalami kenaikan harga di 87,22 persen wilayah di Indonesia. Tepatnya di 314 kabupaten kota yang kenaikan harga bawang merah di minggu ke-4 April 2024.

Pelaksana Tugas Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyastuti menyatakan, harga bawang merah secara rata-rata di minggu keempat April 2024 naik sebesar 27,84 persen dibanding Maret 2024 dengan harga rata-rata mencapai Rp45.000 per kilogram.

Sementara itu, berdasarkan data di Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga rata-rata dan perubahan Bawang Merah ukuran Sedang per 30 April 2024 adalah Rp56.250 per kilogram atau turun 1,66 persen (Rp950).

Baca juga:

Kementan Pastikan Pasokan Bawang Merah Aman

Bawang Merah Melambung, Zulhas: Tidak Boleh Impor

Editor: Fadli

  • bawang merah
  • Bapanas
  • Kementan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!