NASIONAL

Masuki Musim Kemarau, Bencana di Indonesia Masih Didominasi Banjir

Kita menuju puncak kemarau sebenarnya Juli-Agustus. Tapi banjir masih mendominasi.

AUTHOR / Hoirunnisa

EDITOR / Wahyu Setiawan

siklus cuaca
Pengendara motor menerobos banjir di Cikande, Kabupaten Serang, Banten, Selasa (25/6/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

KBR, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terjadi 51 kali kejadian bencana selama sepekan 1-7 Juli 2024. Juru Bicara BNPB Abdul Muhari mengatakan banjir mendominasi kejadian bencana, meski beberapa daerah memasuki musim kemarau.

"Empat minggu terakhir kita tidak pernah lebih dari 30 kejadian (bencana), ini 51 kejadian. Banjir tetap mendominasi meskipun hampir 50 persen kawasan Indonesia menurut BMKG sudah ada di musim kemarau. Kita menuju puncak kemarau sebenarnya Juli-Agustus. Tapi banjir masih mendominasi," kata Muhari dalam Disaster Briefing, Selasa (9/7/2024).

Abdul Muhari mengatakan bencana banjir merupakan dampak dari fenomena La Nina.

"Kami sampaikan bahwa kalau untuk negara kita di khatulistiwa. Meski pada puncak kemarau, bukan berarti kita tidak ada banjir. Meski pada puncak musim hujan bukan berarti kita tidak punya kebakaran hutan," ujarnya.

Muhari menjelaskan, pada periode peralihan musim hampir semua jenis bencana alam terjadi di Indonesia.

Seperti di Sumatra didominasi dengan bencana kekeringan yakni kebakaran hutan, sedangkan di Pulau Jawa dan Sulawesi didominasi banjir.

"Papua pun dalam beberapa bulan terakhir melaporkan bencana longsor yang cukup dahsyat. Karena karakternya perbukitan," kata Muhari.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!