NASIONAL
Korban Banjir Bandang Sumbar Kekurangan Bantuan Logistik dan Obat-obatan
Pengungsi mengeluhkan kurangnya ketersediaan obat-obatan dan logistik bantuan dari pemerintah. Apalagi, akses transpotrasi terputus.
AUTHOR / Shafira Aurel, Astri Yuanasari
KBR, Jakarta - Para korban banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi, Provinsi Sumatera Barat meminta pemerintah mengoptimalkan jalur udara untuk segera menyalurkan bantuan. Terutama bantuan obat-obatan yang masih minim.
Salah satu korban, Suhariyono mengeluhkan kurangnya ketersediaan obat-obatan dan logistik bantuan dari pemerintah. Padahal menurutnya, dua jenis bantuan ini sangat penting untuk membantu para korban.
Di sisi lain, keterbatasan akses di wilayah bencana membuat para korban khawatir tak bisa mendapatkan bantuan.
"Situasi sekarang ini jalur-jalur bantuannya banyak terputus. Mungkin lebih efektif lagi untuk melalui helikopter. Kemudian masalah bantuan dari pemerintah tentang masyarakat yang rumahnya terdampak bencana. Ini banyak masyarakat kita yang ekonominya rendah, jadi perlu bantuan secara materialnya gitu. Kemudian bantuan logistik dan bantuan kesehatan," ujar Suhariyono kepada KBR, Selasa (14/5/2024).
Suhariyono mengatakan sejauh ini bantuan langsung yang paling banyak diterima korban berasal dari kalangan masyarakat, universitas, serta organisasi peduli bencana.
Keluhan lain adalah ketersediaan air bersih serta tenda pengungsian yang lebih layak. Para pengungsi khawatir dengan bencana susulan yang membuat mereka makin kesulitan menjalani hidup.
"Kami khawatir ada bencana susulan, makanya kami harap ada tempat sementara yang lebih layak. Apalagi ini masih sering hujan, air kotor, takutnya banjir juga ada," ucapnya.
Baca juga:
- Pemerintah Diminta Tetapkan Banjir Sumbar Jadi Bencana Nasional
- JK Sebut Banjir Bandang Sumbar karena Kerusakan Lingkungan
BNPB Klaim Kebutuhan Dasar Pengungsi Terpenuhi
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi di Sumatera Barat sebanyak 57 orang, 37 orang luka-luka, 22 orang hilang, serta 3.396 orang mengungsi.
Kepala BNPB Suharyanto memastikan pemerintah memberikan penanganan dan pemulihan terhadap para korban, serta memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi.
Suharyanto mengatakan, pemerintah juga telah menyiapkan sejumlah langkah perbaikan yang akan dilakukan pasca bencana.
"Jadi yang untuk titik-titik pengungsi tanggap darurat ini perbaikan-perbaikan objek-objek fasilitas umum, fasilitas sosial, rumah masyarakat yang berdampak, di sini mungkin pak gubernur menyampaikan paling tidak jembatan ini yang harus segera diperbaiki, setelah itu baru masyarakatnya. Nah besok kami akan cek untuk pengungsian titik-titiknya seperti apa untuk penanganan pengungsi," kata Suharyanto kepada wartawan, saat meninjau lokasi bencana di kabupaten Agam Sumatera Barat, Selasa (14/5/2024).
Angka tersebut tidak hanya korban banjir bandang dan banjir lahar hujan gunung Marapi saja, namun juga mencakup bencana susulan tanah longsor di Sitinjau Laut, kota Padang.
Baca juga:
- Galodo di Sumbar, DPR: Pemerintah Belum Alokasikan Anggaran Mitigasi Bencana
- Belasan Desa di Luwu, Sulawesi Selatan Masih Terisolasi
Editor: Agus Luqman
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!