NASIONAL

Keluar dari Toxic Friendship

"Bukannya membantu, teman malah jadi racun dibahas di podcast Diskusi Psikologi (Disko)"

Tim Disko

Diskusi Psikologi (Disko)
Diskusi Psikologi (Disko)

KBR, Jakarta- Keberadaan seorang teman atau sahabat, biasanya bisa menghilangkan rasa kesepian, mendukung atau membantumu. Tapi tak jarang sebuah hubungan pertemanan mendatangkan kejengkelan hingga persoalan mental.

Melansir laman SehatQ dari Kementerian Kesehatan, teman toxic merupakan teman yang tidak mendukung atau memberikan kontribusi positif untuk hidupmu.

Mereka sering membuat kamu stres dan makan hati. Bagaikan racun yang merusak kebahagiaan dan kesehatan mentalmu. Teman yang toxic juga tidak menunjukkan penyesalan atau keinginan untuk berubah, saat menyadari bahwa mereka telah merugikanmu.

Baca juga:

Terhindar dari Hubungan Manipulatif

Perkara Membujuk Alumni Penerima Beasiswa LPDP Balik ke Tanah Air

Cek Fakta: Messi Dinarasikan Masuk ke Persib?

Psikolog sekaligus dosen prodi psikologi Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) Maria Jane Tienoviani Simanjuntak, menyebut seorang sahabat yang posesif atau hanya menginginkan waktu temanya untuk dirinya seorang adalah salah satu bentuk toxic friendship. Bahkan seorang teman yang racun ini, bisa menginginkan lebih dari sekedar waktumu, tapi juga perhatianmu.

Maria mengatakan, pertemanan yang toxic bisa di indikasikan dari hal-hal yang tidak sehat dalam sebuah petemanan.

"Tidak seimbang. Kita kalau berteman itu tujuannya apa sih sebenarnya? Berbagi, terus bertukar pikiran, diskusi kemudian. Karena kita makhluk sosial, kita tidak akan pernah lepas dari makhluk lain. Ketika tidak seimbang ataupun terjadi komunikasi yang timpang. Artinya tidak sama rata. Kita bukan ngomongin soal adil dan lain-lain. Tapi enggak dua arah, nah itu udah bisa dibilang sebagai toxic. Salah satunya sampai merasa bahwa, enggak benar-benar di-support seutuhnya," ujar Jane.

Cermati tanda-tanda berikut!

Psikolog sekaligus dosen prodi psikologi Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) Maria Jane Tienoviani menyebut, kamu harus memperhatikan hal-hal berikut:

1 Muncul rasa ketimpangan

Ketika kamu menjalin hubungan pertemanan dan ada rasa ketidakadilan atau ketidakseimbangan peran, itu merupakan salah satu ciri dari Toxic Friendship. Misalnya kamu jadi pihak yang selalu membayari makanan saat kumpul bersama.

2. Manipulatif

Manipulatif adalah salah satu ciri Toxic Friendship. Sering kali teman ini memanipulasi fakta atau menilai perilakumu. Misalnya, membicarakan atau bergosip soal temannya yang jarang kumpul atau pergi lebih dulu.

Padahal bisa jadi orang yang sedang digosipkan itu, tidak seperti yang dibicarakan.

3. Curigaan

Seorang yang toxic tuh cenderung curigaan dan kurang unsur kepercayaan pada pertemanan.

Padahal idealnya, dalam membangun sebuah hubungan pertemanan, perlu menjaga komunikasi dan peran masing-masih. Ada kalanya dirimu atau kawanmu yang jatuh, di situlah seharusnya sebuah hubungan pertemanan berperan untuk membantumu.

Mau tau lebih lanjut soal toxic friendship? Yuk dengarkan podcast Diskusi Psikologi (Disko) di link berikut ini:

  • Toxic Friendship
  • Teman jadi benalu
  • Toxic
  • Diskusi Psikologi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!