BERITA
Jokowi Perintahkan Prabowo Kurangi Impor Alutsista
"Kita harus betul-betul memanfaatkan belanja di bidang pertahanan untuk terutama memacu industrialisasi industri-industri strategis di dalam negeri."
AUTHOR / Dian Kurniati
KBR, Jakarta- Presiden Joko Widodo memerintahkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengurangi importasi alutsista, yang menjadi penopang pertahanan negara. Menurut Jokowi, Prabowo juga harus memikirkan pengembangan industri alutsista di dalam negeri, sehingga ketergantungan impor bisa terus berkurang.
Jokowi menilai, produksi alutsista bisa menjadi industri strategis di dalam negeri yang menguntungkan, sekaligus menyokong kebutuhan persenjataan nasional.
"Kita harus betul-betul memanfaatkan belanja di bidang pertahanan untuk terutama memacu industrialisasi industri-industri strategis di dalam negeri. Dan juga untuk memenuhi minimum essential force yang sudah kita targetkan. Sedapat mungkin jangan sampai kita impor semuanya. Tetapi anggaran yang ada harus dimanfaatkan untuk pengembangan industri strategis, dari hulu sampai ke hilir," kata Jokowi di kantornya, Kamis (31/10/2019).
Kementerian Pertahanan mendapat pos anggaran terbesar, yakni mencapai Rp131,6 triliun pada tahun depan, atau naik 21,56 persen dibanding tahun ini. Dengan anggaran tersebut, Jokowi lantas meminta Prabowo meningkatkan kerja sama kementeriannya dengan perusahaan BUMN yang memproduksi alutsista. Menurut Jokowi, Prabowo harus membantu penguatan industri alutsista di dalam negeri, agar semakin besar menjangkau pasar ekspor.
Adapun Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono berjanji akan mendorong industri alutsista di dalam negeri, seperti perintah Jokowi. Ia berkata masih memetakan industri strategis yang bisa menopang sistem pertahanan nasional. Meski demikian, Sakti berkata, negara telah memiliki beberapa perusahaan yang potensial didorong menjadi industri strategis alutsista, yakni PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT PAL, ada PR INTI, PT Dahana, serta PT Len Industri.
Sakti menyebut, industri alutsista nasional perlu diperkuat di sektor pertahanan dunia maya, kecerdasan buatan, serta perangkat Internet of Things. Sakti juga berencana mengajak swasta ikut menggarap industri alutsista, selain perusahaan BUMN yang telah ada. Saat ini, kata Sakti, porsi alutsista lokal yang digunakan pada sistem pertahanan nasional belum mencapai 50 persen.
Editor: Rony Sitanggang
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!