BERITA
Jokowi: Serapan APBD Rendah Kok Ngejar Uang Investor? Logikanya Nggak Kena!
"Ini perlu saya ingatkan. Uang kita sendiri aja tidak digunakan kok ngejar-ngejar orang lain untuk uangnya masuk. Logikanya nggak kena. Uang kita sendiri dihabiskan, realisasikan segera."
AUTHOR / Ranu Arasyki Arpungky
KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo mewanti-wanti pemerintah daerah agar segera merealisasikan serapan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2021. Apalagi, sebentar lagi akan memasuki akhir tahun, sementara serapan belanja daerah masih sangat kecil.
Presiden mengatakan, saat ini Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tengah mengalami defisit mencapai Rp548 triliun. Sebagian dana APBN diberikan kepada daerah senilai Rp642 triliun, baik ke provinsi, kabupaten/kota. Namun, sangat disayangkan, realisasi anggaran daerah masih sangat kecil.
"Kita tahu defisit APBN kita itu tidak kecil Rp548 triliun. Sebagian dari APBN ditransfer ke daerah sebanyak Rp642 triliun, baik ke provinsi, kabupaten/kota. Uangnya ada di APBD provinsi, kabupaten/kota. Artinya itu uang yang siap Rp642 triliun. Kita belum menggunakan uangnya orang lain, uangnya ini investor tadi. Ini uangnya kita sendiri saja Rp642 triliun," kata Jokowi pada rapat Koordinasi Nasional dan Anugerah Layanan Investasi 2021, Rabu (24/11/2021).
- Defisit Meningkat, Pemerintah Andalkan Kebijakan Countercyclical
- Ini Capaian Jokowi, Mulai Infrastruktur Hingga Setop Ekspor Bahan Mentah
Pada Oktober lalu, dana APBD masih tersisa senilai Rp170 triliun. Namun, per 24 November 2021, dana APBD yang belum terpakai justru naik menjadi Rp226 triliun. Artinya, realisasinya serapan belanja daerah semakin kecil hingga akhir tahun.
"Saya sudah peringatkan di Oktober, seingat saya Rp170 triliun, ini justru naik menjadi Rp226 triliun. Ini perlu saya ingatkan. Uang kita sendiri saja tidak digunakan kok ngejar-ngejar orang lain untuk uangnya masuk. Logikanya nggak kena. Uang kita sendiri dihabiskan, realisasikan segera. Habis, waduh sudah nggak ada APBD, APBN sudah nggak ada, baru mencari investor untuk uang datang. Logika ekonominya seperti itu. Ini masih Rp226 triliun. Gede sekali ini," ujarnya.
Editor: Agus Luqman
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!