NASIONAL

Jokowi: Konflik Rusia-Ukraina Makin Picu Ketidakpastian Global

"Situasi ketidakpastian ini berdampak pada kelangkaan-kelangkan komoditas. Salah satunya, energi."

Heru Haetami

Konflik Rusia-Ukraina Makin Picu Ketidakpastian Global
Tentara Rusia mengendarai tank selama latihan militer di Leningrad, Rusia, dalam gambar selebaran yang dirilis 14 Februari 2022. (ANTARA/Kemenhan Rusia/Reuters)

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo menyebut konflik geopolitik Rusia-Ukraina semakin membuat kondisi global dalam ketidakpastian.

Jokowi mengatakan, situasi ketidakpastian ini berdampak pada kelangkaan-kelangkan komoditas. Salah satunya, energi.

"Sudah dulu sebelum perang harganya naik karena kelangkaan, ditambah perang naik lagi. Sekarang harga per barel sudah di atas US100 dolar, yang sebelumnya hanya 50-60," kata Jokowi dalam Rapim TNI-Polri 2022, Selasa (1/3/2022).

Jokowi menyebut kenaikan sektor migas tersebut terjadi di semua negara. Untuk itu dia meminta jajaran pemerintahan untuk mewanti-wanti kelangkaan dan lonjakan harga yang diakibatkan peperangan tersebut.

Jokowi juga mengingatkan, kondisi tersebut berdampak juga berdanpak pada komoditas pangan. Kata dia, beberapa negara juga sudah terjadi kelangkaan pangan.

Tak hanya itu, Jokowi mengatakan situasi ketidakpastian ini juga mengancam kenaikan inflasi. Sehingga, masyarakat akan terbebani oleh kenaikan harga-harga pada sejumlah komoditas.

"Hati hati dengan ini. Kenaikan, kenaikan, kenaikan. Karena semua naik yang terjadi adalah kenaikan harga produsen. Ongkos produksi naik, terus harga dipabrik menjadi jauh lebih tinggi, terus dikirim ke pasar berarti harga konsumennya nanti akan naik," katanya.

Baca juga:

Krisis Ukraina-Rusia, Ekonom: Berdampak dari Impor Sampai Investasi

Ukraina Memanas, Dubes RI Kabarkan Kondisi WNI

Editor: Fadli Gaper

  • Rusia Serang Ukraina
  • Rusia
  • Energi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!