Saat ini harga tembakau berada pada kisaran Rp20 ribu hingga Rp22 ribu perkilo. Padahal seharusnya harga tertinggi bisa mencapai Rp. 38 ribu perkilo.
Penulis: Friska Kalia
Editor:

KBR, Bondowoso – Harga tembakau di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur terus anjlok dalam beberapa minggu terakhir.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Bondowoso, Muhammad Yazid mengatakan, saat ini harga tembakau berada pada kisaran Rp20 ribu hingga Rp22 ribu perkilo. Padahal seharusnya harga tertinggi bisa mencapai Rp. 38 ribu perkilo.
"Harga sekarang anjlok karena petani terima harga rata – rata. Mainnya antara Rp. 20 – 22 ribu perkilo. Padahal harga tertingginya bisa sampai Rp. 36 – 38 ribu perkilo," kata Muhammad Yazid saat dihubungi KBR, Senin (5/10/2015).
Yazid mengatakan ada banyak alasan mengapa tembakau petani dibeli dengan harga murah. Beberapa alasan yang disampaikan pabrikan diantaranya kualitas atau grade tembakau yang tidak memenuhi syarat seperti daun terlalu kempes, warnanya tidak cocok, rajangannya terlalu tipis.
Belum lagi, kata Yazid, pabrikan selalu menjadikan erupsi Gunung Raung beberapa waktu lalu sebagai alasan untuk tidak melakukan pembelian karena diduga mempengaruhi kualitas tembakau.
Anjloknya harga tembakau ini menyebabkan banyak petani tembakau di Bondowoso merugi hingga puluhan juta rupiah. Ini bisa terlihat dari tingginya biaya produksi yang tidak sebanding dengan hasil penjualan milik petani.
"Ongkos produksi petani paling tidak Rp. 30 juta. Ini bisa menghasilkan 9 kuintal tembakau per hektar. Kalau dijual dengan harga rata – rata hanya dapat Rp. 20 juta. Itupun kalau ada yang beli. Kalau tidak, ya petani rugi besar," paparnya.
Berdasarkan data yang dihimpun KBR, saat ini terdapat 1.000 hektar lahan tembakau kasturi dan 3.000 hektar tembakau rajangan. Sampai saat ini masih banyak petani tembakau yang belum berhasil menjual tembakau miliknya meski pabrikan telah melakukan pembelian.
Editor: Agus Luqman