NASIONAL

Harga Jagung Naik, Peternak dan Produsen Pakan Ayam Sambat

Dalam satu tahun harga jagung bisa naik beberapa kali, sekitar 12 hingga 20 persen.

AUTHOR / Ardhi Ridwansyah

Harga Jagung Naik, Peternak dan Produsen Pakan Ayam Sambat
Ilustrasi: Harga pakan melambung, panen jagung di Desa Poi, Sigi, Sulteng, Jumat (05/01/24). (Antara/Basri Marzuki

KBR, Jakarta- Harga pakan unggas melonjak akibat menipisnya ketersediaan jagung. Sekjen Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional, (GOPAN) Sugeng Wahyudi menyebut, harga pakan unggas terus naik dari tahun ke tahun. Bahkan dalam satu tahun bisa naik beberapa kali, sekitar 12 hingga 20 persen.

Sugeng mengungkapkan, peternak dari seluruh Indonesia merasakan dampak kenaikan harga pangan. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan antara kenaikan harga pakan dan harga jual ayam hidup.

"Di satu sisi pakannya naik, pergantian tahun ini kan naik nih, naik 200-400 rupiah per kilogram. Sementara harga ayam hidupnya masih di bawah biaya pokok kami. Hari ini kan 18 ribu sampai 19 ribu. Sementara pangan kan awal tahun ini kan udah naik antara 200 sampai dengan 400 rupiah dari Rp8.800," ujarnya saat dihubungi KBR, Rabu, (17/1).

Data situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per 19 Januari 2024, harga rata-rata nasional jagung tingkat peternak Rp8.050 per kilogram. Sedangkan harga acuan penjualan (HAP) jagung tingkat peternak Rp5 ribu per kilogram.

Menyortir Ayam

Di Kabupaten Karangasem, Bali, peternak terpaksa menyortir ayam yang sudah tidak produktif bertelur untuk dijual. Ini untuk mengurangi biaya pembelian pakan unggas, karena harga jagung pakan dari Rp4.500 meroket jadi lebih dari Rp10 ribu per kilogram.

Keluhan juga disampaikan Ketua Umum Asosiasi Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Desianto Budi Utomo. Kata dia, 85 persen harga pokok pakan unggas tergantung dari harga bahan baku pakan baik lokal maupun impor.

"Pada situasi terakhir harga jagung di Pulau Jawa pada Januari sudah mencapai angka Rp9.500 per kilogram, setelah jauh melebihi dari harga acuan yang ditetapkan Badan Pangan Nasional yaitu sekitar Rp5.000 per kilogram jagung. Dengan meningkatnya harga bahan pakan tentu akan berpengaruh terhadap cost produksi pakan itu sendiri," ujar Ketua Umum GPMT Desianto Budi Utomo kepada KBR, Kamis, (18/1/2024).

Ketua Umum GPMT Desianto Budi Utomo mendorong pemerintah memiliki cadangan jagung pakan nasional yang bisa dikeluarkan jika kondisi kritis seperti saat ini. Desianto juga mengimbau pemerintah meningkatkan kualitas benih dan memperluas areal tanam jagung nasional.

Rapat Kabinet

Kemarin, pemerintah menggelar rapat kabinet terbatas di Istana Merdeka Jakarta, yang salah satu agendanya membahas mahalnya harga jagung pakan. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengingatkan, kenaikan harga pakan unggas berpotensi ikut mengerek kenaikan harga daging dan telur.

"Juga tadi dibahas jagung karena perlu sekali untuk pakan ternak dan ayam petelur dan ayam potong kira-kira itu intinya. Persiapan walaupun masih jauh, Lebaran, tetapi sudah dibahas, dipersiapkan dari sekarang jauh-jauh hari," kata Zulhas di Istana Negara, Kamis, (18/1/2024).

Insentif

Sementara itu, Anggota Komisi bidang Pertanian DPR, Slamet mendorong pemerintah memberi dukungan penuh bagi petani untuk menanam jagung.

"Pemerintah harus menyelesaikan masalah distribusi logistik. Caranya bagaimana? yaitu berikan kepastian kepada petani-petani kita untuk bercocok tanam jagung. Berikan kalau perlu insentif atau paling tidak pastikan ketika dia menanam jagung dibeli oleh pemerintah dengan harga yang dia dapat untung," ujar Slamet, kepada KBR, Kamis, (18/1/2024).

Anggota Komisi bidang Pertanian DPR, Slamet menambahkan, harga pakan unggas yang meroket saat ini dikarenakan pemerintah gagal memprediksi ketersediaan jagung pakan. Kegagalan ini antara lain karena pemerintah jarang mendengar keluhan petani dan peternak.

“Nah, di situlah ketika kemudian pemerintah hadir dengan membeli seluruh produk pertanian yang berupa jagung, maka stok jagung akan cukup. Nah ketika stok jagung cukup, maka kebutuhan peternak kita akan terpenuhi,” ujarnya.

Tidak Asal Impor

Menyikapi situasi tersebut, pemerintah diminta tidak asal asal mengimpor jagung guna menekan harga pakan unggas. Namun, di sisi lain, pemerintah jangan sampai terlambat menstabilkan harga pakan unggas.

Karena, menurut Pengamat Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Hermanto Siregar, bila terlambat, maka bisa dipastikan dampaknya berantai yakni naiknya harga daging, telur, dan memicu inflasi.

"Jagung itu kan akan memengaruhi pendapatan. Kalau itu kurang maka harga jagungnya kan naik. Mencari substitusi daripada jagung kan tidak mudah. Jadi, yang relatif lebih penting untuk dilakukan adalah dengan meningkatkan produksi jagung. Program-programnya apa gitu. Nah, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian ya harus serius untuk meningkatkan produksi jagung," ujar Hermanto, kepada KBR, Kamis, (18/1/2024).

Pengamat Pertanian IPB Hermanto Siregar mendesak pemerintah menghentikan kenaikan harga pakan unggas yang bisa terjadi beberapa kali dalam setahun.

Caranya, dengan meningkatkan produksi bahan baku pakan unggas yaitu jagung. Kementerian Pertanian harus serius menargetkan berapa ton jagung bisa dihasilkan dengan menggunakan bibit jagung unggul.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!