BERITA
Guru Besar IPB Minta Negara Tangani Kelaparan Terselubung
"Ini warning. Siapapun menteri kesehatan mendatang, dalam arti perbaikan gizi, masalah hidden hunger ini perlu jadi perhatian."
AUTHOR / Adi Ahdiat
KBR, Jakarta- Masalah kelaparan terselubung di Indonesia diperkirakan meningkat. Hal ini disampaikan Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Hardinsyah.
Hardinsyah menjelaskan kelaparan terselubung atau hidden hunger adalah kondisi kekurangan asupan gizi, namun dampaknya tidak kentara secara fisik.
"Yang tidak tampak, ini yang disebut dengan hidden hunger. Yang tidak tampak dari ukuran tubuh, kalau diambil darahnya diperiksa baru ketahuan," jelas Hardinsyah, seperti dilansir Antara, Kamis (17/10/2019).
Baca Juga: UNICEF: 50 Persen Balita Indonesia Mengalami Gizi Buruk
Gejala Kelaparan Terselubung: Anemia
Menurut Hardinsyah salah satu gejala kelaparan terselubung adalah anemia atau kekurangan sel darah merah sehat.
"Anemia dapat menyebabkan pucat, lesu, letih, konsentrasi terganggu, bagi orang dewasa pekerja akan mengganggu produktivitas, dan bisa menyebabkan kondisi anak stunting jika dialami ibu hamil," jelasnya.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi anemia di Indonesia melonjak signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Tahun 2013 ada sekitar 37 persen ibu hamil yang mengalami anemia. Kemudian di 2018, angkanya naik menjadi 48 persen.
Hardiansyah menyebut masalah ini adalah pekerjaan rumah pemerintahan Presiden Joko Widodo periode kedua.
"Ini fakta yang dilaporkan Kementerian Kesehatan. Ini warning. Siapapun menteri kesehatan mendatang, dalam arti perbaikan gizi, masalah hidden hunger ini perlu jadi perhatian," kata Hardinsyah.
Menurut Hardinsyah, masalah kelaparan terselubung bisa ditangani dengan meningkatkan konsumsi pangan pokok seperti karbohidrat, ditambah sumber vitamin dan protein seperti sayur, buah, ikan, daging, dan telur.
Editor: Sindu Dharmawan
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!