indeks
Escape Plan: Tidak Ada Penjara yang Sempurna

KBR68H, Jakarta

Penulis: Doddy Rosadi

Editor:

Google News
Escape Plan: Tidak Ada Penjara yang Sempurna
escape plan, sylvester stallone, arnold scwharzenegger

KBR68H, Jakarta – Tiap orang punya kemampuan yang berbeda-beda. Ray Blesin (Sylvester Stallone) mempunyai kemampuan yang unik. Dia senang masuk ke penjara dan kabur dari penjara tersebut. Namun, Ray bukanlah seorang kriminal yang kerap keluar masuk penjara. Dia adalah bekas Jaksa Penuntut Umum yang beralih menjadi pakar untuk urusan penjara dengan keamanan maksimum.

Dalam 8 bulan terakhir, Ray sudah berhasil 14 kali keluar dari penjara dengan tingkat keamanan maksimum. Pada bagian awal film ini, anda bisa melihat bagaimana Ray yang dikurung di sel bisa dengan mudah untuk melarikan diri tanpa terdeteksi. Tentu upaya pelarian itu tidak dirancang dan dieksekusi dalam satu hari. Ray melakukan pengamatan dari hal yang paling kecil seperti kebiasaan penjaga hingga kapan waktu pergantian shift antar-penjaga.

Di mata Ray, tidak ada penjara yang sempurna. Kehebatan Ray untuk bisa kabur dari penjara dengan keamanan yang maksimum menarik perhatian Badan Intelijen Amerika (CIA). Jessica Miller (Caitriona Balfe) tertarik menggunakan jasa Ray untuk mengetes penjara yang disebut dengan The Tomb alias Kuburan. Penjara ini dibangun di sebuah kapal dengan panjang 600 meter dan berlayar di laut lepas. Bayarannya cukup menggiurkan yaitu 5 juta dolar. Lester Clark (Vincent D'Onofrio) yang merupakan konsultan bisnis Ray membujuk Ray dan dua rekan kerjanya yaitu Abigail (Amy Ryan) dan Hush (50 cents) untuk menerima tawaran itu.

Pihak CIA mengajukan syarat yaitu dua rekan kerja Ray tidak boleh tahu lokasi penjara tersebut. Dengan demikian, Ray tidak akan mendapatkan bantuan dari Abigail dan juga Hush untuk kabur dari Kuburan. Untuk kabur dari The Tomb bukan hal yang mudah. Ada dua hal yang bisa menghambat upaya Ray untuk kabur. Pertama, semua penjaga di penjara tersebut menggunakan topeng sehingga Ray tidak bisa mengenali wajah mereka. Kedua, kepala sipir Hobbes (Jim Caviezel). Hobbes tidak ingin Ray bisa melanjutkan rekornya untuk selalu bisa kabur dari penjara dengan keamanan maksimum.

Di penjara tersebut, Ray berkenalan dengan Emil Rottmayer (Arnold Scwarzenegger). Dengan bantuan Emil, Ray bisa mendapatkan alat-alat yang diperlukannya untuk berupaya kabur dari The Tomb. Namun, Hobbes bukanlah orang yang mudah untuk dikelabaui. Dia menggunakan jasa Javed (Faren Tahir), seorang narapidana yang rajin sembahyang untuk mengetahui rencana pelarian Ray.

Ada sejumlah syarat yang harus bisa dipenuhi agar bisa kabur dari penjara. Pertama, ada bantuan dari dalam atau luar penjara dan kedua selalu punya rencana B. Untuk syarat pertama, Ray tidak bisa meminta bantuan Abigail dan Hush. Karena itu, dia membujuk dokter penjara Kyrie (Sam Neill) untuk menolongnya. Ketika semua berjalan sesuai dengan rencana, Ray dan Emil merancang sebuah perkelahian antarnarapidana yang bisa mengalihkan perhatian penjaga.

Namun, rencana tersebut terancam gagal ketika Hobbes langsung menerapkan prosedur darurat saat terjadi perkelahian antarnarapidana. Semua pintu tertutup secara otomatis, termasuk jalan menuju ke geladak kapal. Upaya Ray untuk bisa keluar dari The Tomb pun terancam buyar.

Cerita tentang kabur dari penjara bukan hal yang baru dalam industri film Hollywood. Di era 90-an, aktor laga Christopher Lambert membintangi film Fortress yang bercerita tentang penjara di luar angkasa. Sylvester Stallone pun juga pernah membintangi film denagn tema yang sama yaitu Lock Up. Lalu apa yang membedakan Escape Plan dengan film-film lain yang bercerita tentang pelarian dari penjara?

Jawabannya adalah Sylvester Stallone dan Arnold Schwarzenegger. Mereka adalah ikon film action di era 80-an dan 90-an. Keduanya terkenal lewat film aksi Rambo dan juga Terminator. Kini, Stallone dan Scwhwarzenegger seperti mengajak para penggemarnya untuk bernostalgia. Jalan cerita Escape Plan tidak terlalu rumit dan mudah untuk dicerna. Sutradara Mikael Hafstrom pastinya sudah paham bahwa masa-masa kejayaan Stallone dan Schwarzenegger di layar lebar sudah berlalu.

Karena itu, tidak terlalu banyak adegan perkelahian di film ini. Yang dilakukan Hafstrom adalah membuat karakter Stallone dan Schwarzenegger bertolak belakang. Ray adalah sosok pria yang sangat serius sedangkan Emil adalah sosok yang lebih jenaka. Emil juga lah yang memberi semangat kepada Ray ketika dia pertama kali tahu bahwa The Tomb berada di sebuah kapal yang berlayar di laut lepas dan peluang untuk melarikan diri sangat tipis.

Selain Ray dan Emil, karakter lain yang tidak kalah penting dalam film ini adalah Kepala Sipir Hobbes. Sayang, penampilan Jim Caviezel masih kurang “sadis” sebagai kepala sipir. Justru yang harus mendapat nilai lebih adalah sosok Drake (Vinnie Jones) anak buah Hobbes yang senang menghabisi nyawa narapidana. Escape Plan merupakan sebuah film dengan genre action dengan cerita yang ringan dan tidak terlaul banyak berpikir. Tidak adil apabila membandingkan Escape Plan dengan The Rock yang dibintangi Nicholas Cage dan Sean Connery yang juga bercerita tentang pelarian diri dari penjara dengan tingkat keamanan maksimum Al Catraz.

Escape Plan adalah film yang akan mengajak anda bernostalgia mengenang masa-masa jaya Stallone dan Scwharzenegger di era 80-an dan 90-an. Nostalgia itu dihadirkan dalam durasi selama hampir 2 jam. 




escape plan
sylvester stallone
arnold scwharzenegger

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...