NASIONAL

Ekonomi Melambat, Indef Soroti Lemahnya Daya Beli Masyarakat

ketika ekonomi melemah, permintaan kurang dan otomatis daya belinya melemah

AUTHOR / Astri Septiani, Resky Novianto

EDITOR / Muthia Kusuma

Pangan
Antrean warga membeli beras di Gerakan Pangan Murah di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis, (29/2/2024) (FOTO: ANTARA/Harviyan)

KBR, Jakarta- Lembaga kajian ekonomi Indef, menyoroti pelemahan daya beli masyarakat. Ekonom Senior Indef, Tauhid Ahmad menyebut, pelemahan tersebut terbukti dan rilis Badan Pusat Statistik yang menyatakan ekonomi Indonesia tumbuh melambat, yakni 5,05 persen pada kuartal kedua tahun 2024.

"5,05 menunjukkan pelemahan dari kuartal kedua yang biasanya trennya naik. Jadi rupanya lebaran itu kan masuk kuartal kedua ya. Nah itu nggak mendorong. Jadi ada problem jadi ketika ekonomi melemah, permintaan kurang dan otomatis daya belinya melemah risiko terbesarnya akan paling mudah dirasakan masyarakat sekarang ya seperti itulah," kata Tauhid kepada KBR (5/08/24).

Ekonom Senior Indef, Tauhid Ahmad mendorong pemerintah mampu mengendalikan harga, terutama harga pangan bergejolak atau volatile food dan menyesuaikan dengan daya beli masyarakat untuk menjaga inflasi.

Baca juga:

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Ekonomi Indonesia pada triwulan kedua tahun 2024 tumbuh sebesar 5,05 persen (year on year) atau dibandingkan tahun lalu. Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud menyebut pertumbuhan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan 2, tahun 2023 yang mencapai 5,17 persen.

Konsumsi rumah tangga tumbuh positif di triwulan 2 tahun ini. Meski begitu, ada perlambatan dari tahun sebelumnya.

“Karena kalau masalah pertumbuhannya lebih tinggi atau lebih rendah dari yang sebelumnya barangkali ini karena terkait dengan base pembanding dari tahun sebelumnya. Katakanlah untuk triwulan II tahun lalu konsumsi rumah tangga pembandingnya adalah triwulan II tahun 2022 yang mungkin kondisinya berbeda nah yang untuk triwulan II 2024,” kata Edy dalam Rilis BPS, Senin (5/8).

Edy mengatakan, terdapat subkomponen dari konsumsi rumah tangga, yakni pada komoditas pakaian dan transportasi yang juga tumbuh melambat. Kata dia, hal itu tercermin dari indeks penjualan ritel dan penjualan domestik sepeda motor yang melambat yang masing-masing 1,14 persen dan 4,21 secara tahunan

BPS mencatat pada triwulan II 2024 konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,93 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni 2023 dan 2022 masing-masing sebesar 5,22 persen dan 5,52 persen.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!