KBR, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya, Jawa Timur meragukan penutupan total lokalisasi Dolly dan Jarak pasca deklarasi yang dilakukan Rabu (19/6) malam kemarin.
Penulis: Eli Kamilah
Editor:

KBR, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya, Jawa Timur meragukan penutupan total lokalisasi Dolly dan Jarak pasca deklarasi yang dilakukan Rabu (19/6) malam kemarin.
Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, Baktiono mengatakan Dolly dan Jarak masih akan menjadi lokalisasi primadona jika pemerintah Kota Surabaya tidak berhasil memberikan sarana pengganti, seperti pekerjaan kepada seluruh penghuni lokalisasi dan para pedagang di lokalisasi tersebut.
"Dulu walikota pernah berjanji akan membangunkan toko, pasar, rumah kreatif tapi ujungnya tidak ada, padahal dulu pernah berjanji soal ini," kata Baktiono
Semalam deklarasi penutupan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara, Dolly dilakukan oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Sebagai kompensasi penutupan Dolly, Pemkot Surabaya memberikan uang pengganti kepada pekerja seks sebesar Rp.5 juta- Rp. 7 juta. Namun begitu, menurut informasi yang dihimpun KBR, aktivitas di Dolly dan Jarak masih berlangsung seperti biasanya.
Editor: Luviana