NASIONAL

DPR Minta Pemerintah Turun Tangan Atasi Kasus Rabies

"Pemerintah tidak bisa lepas tangan, karena ini tanpa dibantu oleh pemerintah tidak mungkin bisa ditangani."

AUTHOR / Shafira Aurel

rabies
Ilustrasi: Vaksinasi rabies di Klinik Hewan Purnama di Pontianak, Kalbar, Sabtu (17/06/23). (Antara/Jessica Helena)

KBR, Jakarta-  Anggota DPR Fraksi Nasdem Tamanuri meminta pemerintah turun tangan untuk menangani marak   kasus rabies yang menyerang anak. Dia meminta pemerintah   secara berkala memberikan vaksin kepada  hewan eliharaan maupun  liar.

Tamanuri mengatakan meningkatnya kasus ini harus mendapatkan perhatian secara mendalam baik dari pihak pemerintah maupun pihak lain yang terkait. Kata dia, jika kasus penyakit rabies ini tidak segera ditangani maka akan berpotensi menjadi salah satu hal yang dapat mengancam keberlangsungan hidup masyarakat.

"Pemerintah tidak bisa lepas tangan, karena ini tanpa dibantu oleh pemerintah tidak mungkin bisa ditangani. Masyarakat sendiri kan saya rasa masih kurang tanggap, mereka merasa biasa-biasa saja cukup ditangani oleh obat-obat tradisional bisa ditanggulangi. Padahal kan tidak seperti itu. Nah oleh karena itu, pemerintah harus proaktif jangan menunggu laporan dari masyarakat. Nah ini juga harapan saya kepada pemerintah adalah secara berkala diadakan penyuntikan-penyuntikan (vaksin) terhadap hewan-hewan maupun peliharaan atau tidak peliharaan," ujar Tamanuri, dikutip dalam kanal youtube DPR RI, Rabu (21/6/2023).


 Baca juga:

Anggota DPR Fraksi Nasdem Tamanuri  menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dan diminta untuk melaporkan kejadian serupa kepada pihak-pihak terkait.

Sebelumnya, diberitakan tiga orang anak di Buleleng, Bali terinfeksi penyakit rabies akibat gigitan anjing. Dari kejadian tersebut 1 balita meninggal dunia setelah digigit anjing peliharan yang diduga terinfeksi rabies.

Kasus serupa juga terjadi di daerah Gorontalo yang pada Mei lalu tercatat mencapai 331 kasus penyakit rabies. Dari jumlah tersebut, 48,9 persen gigitan dialami oleh pria dan 51 persennya adalah perempuan.

Dua daerah di Nusa Tenggara Timur yakni di Kabupaten Sikka dan Kabupaten Timor Tengah Selatan bahkan sempat ditetapkan kejadian luar biasa (KLB) rabies.

Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!