NASIONAL

Career Cushioning, Nyiapin Hal Tak Terduga

Sedia payung sebelum hujan dalam karir, dibahas asyik di podcast Diskusi Psikologi (Disko)

AUTHOR / Tim Disko

Diskusi Psikologi (Disko)
Diskusi Psikologi (Disko)

KBR, Jakarta- Banting tulang, bekerja siang malam menjadi salah satu cara manusia untuk bertahan hidup. Namun terkadang kerja keras saja tidak cukup, lantaran masih ada banyak persoalan seperti PHK yang mengintai para pekerja.

Apalagi di 2023 ini, ada prediksi resesi global dan melemahnya ekonomi, tak terkecuali di Indonesia. Isu ini pun turut memunculkan fenomena career cushioning.

Psikolog selaku Dosen Tetap Prodi Psikologi Fakultas Humaniora dan Bisnis Universitas Pembangunan Jaya, Gita Widya Laksmini Soerjoatmodjo, S.Psi., M.A., M.Psi., mengatakan career cushioning adalah sebuah usaha mencari pekerjaan lain di saat dirinya masih bekerja di sebuah perusahaan atau organisasi tertentu. Menurut Gita, tindakan career cushioning dilakukan lantaran orang tersebut mencari bantalan. Kalau-kalau ada suatu hal yang tidak diduga seperti PHK terjadi, dirinya masih memiliki cadangan atau pekerjaan lain yang bisa dilakukan.

" Jadi career cushioning itu padanannya datangnya dari dunia ngedate gitu loh. Kalau punya alternatif kan, kayak punya cadangankan gitu ya. Kita punya pasangan yang sekarang setia. Tapi kita sambil menjajaki, terpesona dengan yang lain-lain. Kira-kira agak mirip seperi itu. Tapi tentu saja, hubungan kerja dengan hubungan romantis agak beda gitu kan. Intinya adalah pengen punya pilihan di tangan. Jadi kalau ada suatu yang buruk, dia jadi gak ancur-ancuran. Dia tetap bisa bertahan," ungkap Gita.

Kepala LPMU UPJ, Gita Widya Laksmini Soerjoatmodjo, S.Psi., M.A., M.Psi., menyebut career cushioning dilakukan karena adanya banyak faktor eksternal yang bisa mempengaruhi berjalannya perusahaan tempat kita bekerja.

Baca juga:

Kiat Hadapi Resesi 2023 Buat yang Pas-pasan

Cek Fakta: Hoaks soal PeduliLindungi yang Mendeteksi Infeksi Cordyceps Fungus

Ingin Berubah tapi Sulit, Mungkin Masalahnya pada Nature dan Nurture

Menurut Gita, career cushioning bisa dipengaruhi oleh ketakutan-ketakutan sang pekerja akan kondisi perusahaan atau pun ancaman PHK. Sehingga dia menyiapkan sebuah rencana cadangan dalam karirnya atau bisa disebut career cushioning. Namun Gita menegaskan faktor seperti, mencari pekerjaan lantaran menginginkan gaji yang lebih besar, bukanlah career cushioning.

"Tapi ya lebih mencari peluang lain. Tapi kalau career cushioning itu memang karena cemas gitu kan. Cemas karena ketidakpastian dan lebih karena pressure. Bukan karena, misalnya dia kurang cinta gitu ya. Tapi emang karena industrinya sedang gonjang-ganjing," pungkas Gita.

Namun perlukah career cushioning ini dilakukan? Dan, apakah langkah untuk membuat bantalan pengaman karir ini bisa membuat mental lebih siap dan tenang?

Yuk dengarkan podcast Diskusi Psikologi (Disko) di link berikut ini:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!