NASIONAL

Biar tak Mencinta Secara Obsesif

"Cinta atau obsesi dibahas asyik di podcast Diskusi Psikologi"

Tim Disko

Podcast Diskusi Psikologi
Podcast Diskusi Psikologi

KBR, Jakarta- Pernahkah kamu mencintai seseorang, hingga memenjarakannya dalam aturan-aturan yang mengekang kehidupan sosialnya? Hati-hati karena bukannya ekspresi cinta, tapi bisa jadi malah termasuk perilaku obsesi.

Melansir laman hellosehat dari Kementerian Kesehatan, Obsesif adalah pikiran, ide, atau impuls yang terus menerus muncul dan tidak terkendali dalam benak seseorang. Pikiran yang muncul ini tidak diinginkan dan bahkan terkadang, mereka pun menyadari bahwa pemikiran tersebut tidak masuk akal dan sangat mengganggu.

Berdasarkan studi yang dipublikasikan The Journal of clinical psychiatry pada 2020, sekitar satu persen orang di dunia mengalami obsessive compulsive disorder. Wanita disebut-sebut 1,6 kali lebih berisiko mengalami OCD dibandingkan pria.

Nah euforia jatuh cinta normal terjadi di awal-awal hubungan asmara. Memikirkan pasangan terus menerus dan selalu ingin bertemu adalah perasaan yang wajar di awal masa pacaran. Seiring dengan berjalannya waktu, cinta yang sehat seharusnya berkembang menjadi hubungan yang menghargai masing-masing pasangan. Bukannya terlalu sering memikirkan pasangan seakan-akan duniamu terpusat padanya.

Baca juga:

Komen Netizen Menyoal 'Generasi Zaman Now Lemah Mental'

Bantuan Psikologis bagi Korban Gempa Cianjur

Cek Fakta: Video dan Narasi soal Malaysia Marah Ditolak Jokowi Menjadi Anggota G20?

Apa beda cinta dengan obsesi?

1. Cinta bikin hati tenang, obsesi menimbulkan gelisah
2. Cinta memberikan kebebasan, sedangkan obsesi bersifat mengekang
3. Cinta membuat Anda berkembang, obsesi tidak
4. Cinta mementingkan kebutuhan berdua, obsesi hanya melihat kepentingan pribadi

Dalam obsesi, Anda cenderung melupakan aspek terpenting bahwa cinta seharusnya dilandaskan oleh rasa saling memahami dan menghargai kedua belah pihak.

Supaya mencinta tak secara obsesif, simak podcast Disko (Diskusi Psikologi) bersama bersama Maria Jane Tienoviani Simanjuntak, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku Dosen Prodi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya melalui link berikut ini:

  • cinta
  • obsesi
  • diskusi psikologi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!