NASIONAL

Ahli Farmakologi: Penggunaan EG dan DEG Tak Lazim dalam Obat

"Diduga menjadi salah satu faktor penyebab penyakit ginjal akut yang mayoritas menyerang anak-anak."

Sadida Hafsyah

Ahli Farmakologi: Penggunaan EG dan DEG Tak Lazim dalam Obat
Ilustrasi ginjal. (Foto: Robina Weermeijer/Unsplash)

KBR, Jakarta- Guru Besar Farmakologi dan Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati menyebut zat etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) tidak lazim digunakan dalam obat. Termasuk pada obat jenis sirop yang diduga menjadi salah satu faktor penyebab penyakit ginjal akut yang mayoritas menyerang anak-anak.

"Dalam proses pembuatannya kan mungkin ada proses-proses, ya. Melibatkan bahan kimia yang lain begitu. Tetapi sudah diatur di dalam kontain dia, atau diatur dalam aturan-aturan internasional, bahwa itu boleh mengandung EG atau DEG, maksimal 0,1 persen. Nah, itu istilahnya kalau cemarannya itu enggak sampai 0,1 persen, itu sudah dianggap aman. Artinya masih bisa diterima," ucap Zullies saat dihubungi KBR, Senin, (24/10/22).

Guru Besar Farmakologi dan Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati menjelaskan zat EG dan DEG sebetulnya masih mungkin terkandung dalam obat jenis sirop.

Tetapi hanya diperbolehkan maksimal 0,1 persen. Aturan kadar maksimal EG dan DEG dalam obat ini, tidak hanya berlaku di Indonesia, melainkan juga secara global.

"Jadi dalam pembuatan sirop itu kan ada bahan-bahannya tidak larut ya, atau kurang larut. Sehingga dibutuhkan tambahan untuk meningkatkan kelarutan. Contohnya adalah propilen glikol ataupun gliserol yang sering dipakai. Nah, itu tidak mungkin dijumpai dalam bentuk yang benar-benar murni nol persen cemaran begitu," jelasnya.

Zullies menyebut, kebenaran soal zat EG dan DEG sebagai penyebab penyakit ginjal akut saat ini masih dalam penelitian. Tetapi, kemungkinan itu ada, karena kedua zat itu dapat memberikan efek buruk kepada fungsi ginjal manusia.

"Etilen glikol itu ketika diasup atau terpapar, dia akan berubah dalam tubuh menjadi satu senyawa yang bersifat lebih toksik ya. Salah satunya adalah asam oksalat. Yang itu nanti kalau dia bertemu dengan kalsium di dalam tubuh membentuk kalsium oksalat, yang dia akan mengganggu fungsi ginjal. Ketika ditanya apakah benar etilen glikol itu menyebabkan gangguan ginjal? Iya ada possibility itu," ucapnya.

Baca juga:

Editor: Sindu

  • Zat EG dan DEG
  • etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG)
  • Gagal Ginjal Akut
  • Sirop

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!