Tapi menurut Chandni mengemudi bukanlah yang tersulit.
Penulis: Devi Boerema
Editor:

Sejak pemerkosaan beramai-ramai di Delhi pada 2012, keamanan perempuan menjadi fokus di India. Tapi lebih dari 90 persen perempuan di Delhi mengaku masih merasa belum aman di kotanya sendiri.
Hal ini tetap terjadi meski hukum yang lebih ketat diberlakukan dan lebih ada banyak polisi yang berpatroli.
Ini menumbuhkan peluang baru dalam industri travel di India. Pilihan perjalanan khusus perempuan menjadi popular di seluruh India.
Di Delhi, layanan taksi khusus perempuan, Taksi Sakha, sudah beroperasi sejak 2008.
Tujuannya agar perempuan bisa merebut kembali ruang publik dengan menawarkan perjalanan pulang yang aman kapan saja pada mereka.
Chandni yang berusia 24 tahun adalah adalah salah satu supir pertama Taxi Sakha.
“Saya sangat senang ketika pertama kali menyentuh setir mobil ini. Ini kali pertama saya bisa mengontrol sesuatu. Dan ini membuat saya percaya diri,” katanya.
Dalam segala hal, Chandni tidak berbeda dengan perempuan muda India lainnya. Dia suka film Bollywood dan suka bercerita soal pacarnya. Tapi Chandni mendobrak banyak tabu.
“Tetangga saya tidak suka dengan pekerjaan dan mobil saya. Kadang saat sedang parkir, mereka meludahi mobil saya. Suatu hari mereka menggemboskan semua ban mobil saya. Menurut saya mereka iri karena tidak bisa menerima kalau perempuan bekerja menjadi supir.”
Nayantara Janardhan adalah kepala operasional Sakha Consulting Wings.
“Sampai saat ini tidak pernah terdengar ada perempuan yang menjadikan supir sebagai profesi di India. Jadi kami memutuskan untuk mendobraknya. Kami akan mematahkan stigma gender dan menempatkan perempuan di belakang setir mobil. Saat ini permintaan yang datang ke kami melebihi pasokan yang bisa kami sediakan,” kata Nayantara.
Nayantara yakin ini akan memberdayakan perempuan,.
“Bayangkan Anda berada dalam bus yang disupiri perempuan atau mobil yang dikemudikan oleh seorang perempuan. Atau jika Anda sedang naik kendaraan apa saja dan kondekturnya seorang perempuan, mengapa Anda sebagai seorang perempuan merasa tidak aman? Ini akan membuat kota sebagai tempat yang lebih inklusif bagi perempuan, yang biasanya menjadi kelompok paling rentan dalam masyarakat.”
Sakha melatih semua supir perempuan mereka. Tapi menurut Chandni mengemudi bukanlah yang tersulit.
“Suatu hari setelah selesai bekerja dan mengisi bensin mobil saya, taksi lain berhenti di samping saya. Sopir taksi itu mulai melecehkan saya. Dia bilang, ‘Kamu sopir, saya sopir jadi... menyiratkan kalau dia ingin lebih'. Saya menelepon polisi dan mereka membuatnya meminta maaf kepada saya,” kisah Chandni.
Meski begitu, Chandni mengaku ini setimpal dengan hasilnya.
“Ya, saya adalah pencari nafkah dalam keluarga. Meski ayah saya juga bekerja, tapi gaji saya lebih besar. Jika ayah ingin mengambil keputusan, dia akan meminta pendapat saya. Sekarang ayah mendiskusikan semua masalah dengan saya.”
“Dalam 90 persen kasus, mereka adalah pencari nafkah utama keluarga sejak bekerja di sini. Mereka menjadi pengambil keputusan dalam keluarga. Kadang-kadang profesi ini mendapat tantangan. Tapi dalam beberapa hal pekerjaan ini bagus karena perempuan tidak akan lagi membiarkan kekerasan dalam hidup mereka. Mereka tidak akan membiarkan keluarga membayar mahar untuk pernikahan mereka,“ tambah Nayantara.
Chandni mengatakan dia sekarang ingin menjadi supir bus dan membantu lebih banyak perempuan agar bisa bepergian dengan aman di kota itu.
Yayasan Azad belum lama ini berbicara dengan Kerjasama Transportasi Delhi - operator layanan bus yang terbesar di kota itu. Yayasan ini ingin perempuan bisa menjadi staf layanan bus itu.