ragam
Target Delapan Persen Di Tengah Badai Ekonomi Global, Ambisius?

Eko juga mengingatkan pemerintah untuk segera mengatasi deflasi berkepanjangan dan kontraksi industri.

Penulis: Astri Septiani

Editor: Muthia Kusuma

Google News
ekonomi
Ilustrasi: Pedagang ayam potong di Pasar Kosambi, Bandung, Jabar,Kamis, (6/7/2023) (FOTO: ANTARA/Raisan Al Farisi)

KBR, Jakarta- Kalangan ekonom menilai target pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto sangatlah ambisius. Wakil Direktur INDEF, Eko Listiyanto, mengingatkan pemerintah target tinggi ini menuntut kerja keras ekstra. Apalagi kondisi ekonomi global yang melambat menjadi tantangan besar.

"Tentu angka 8% ini cara yang terbaik itu ya harus mengoptimalkan ya segala kewenangan yang dimiliki oleh menteri masing-masing ini ya terutama di menteri ekonomi. Artinya kalau kemudian ada menteri perdagangan, menteri perindustrian, ya kemudian, menteri SDM, menteri investasi ada menteri keuangan ya banyak menteri-menteri yang sebenarnya bisa men-support gitu. Tapi tetap ini angka yang sangat ambisius dulu saya susah untuk dicapai dalam waktu dekat gitu 5 tahun juga sulit masih sulit," kata Eko kepada KBR (23/10/24).

Baca juga:

Eko juga mengingatkan pemerintah untuk segera mengatasi deflasi berkepanjangan dan kontraksi industri. Ia mendesak menteri-menteri ekonomi di kabinet Merah Putih untuk segera bertindak, terutama dalam memulihkan daya beli masyarakat.

"Ini deflasi sudah 5 bulan ini udah tanda-tanda yang sangat signifikan menurut saya ya ada kelemahan daya beli di situ. Industri juga terkontraksi itu sudah beberapa bulan terakhir purchasing manager index mereka turun bahkan sekarang terkontraksi itu juga harus segera diatasi ya," tegas Eko.

Eko menyoroti beberapa prioritas mendesak bagi menteri ekonomi dalam 100 hari pertama. Salah satunya segera memulihkan daya beli. Dalam hal mengatasi masalah daya beli, Eko menyarankan proyek-proyek padat karya sebagai solusi jangka pendek.

"Bagaimana pemulihan dan perbaikan daya beli. Yang kedua penciptaan lapangan kerja ya terutama untuk gen z dan generasi milenial ini angkatan kerja kita tinggi nah ini tentu jawabannya bisa dalam jangka pendek dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek tentu saja ya proyek-proyek padat karya itu kalau memungkinkan harusnya lebih bisa dilakukan gitu ya kita punya APBN yang besar untuk itu," imbuhnya.

"Terus yang kedua memastikan industri kita tidak lunglai ya lesu seperti hari ini. Karena industri yang menggeliat otomatis mereka pasti butuh tenaga kerja ya walaupun mereka padat modal tetap saja mereka butuh tenaga kerja gitu ya walaupun enggak banyak. Apalagi yang padat karya yang padat karya harus benar-benar mendapat support total dari pemerintah supaya tidak terjadi PHK dan PHK lagi," sambungnya.

Baca juga:

Pertumbuhan ekonomi
target ekonomi 8 persen
Prabowo Subianto
INDEF

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...