Selama ini Indonesia masih menggantungkan 70 persen impor LPG.
Penulis: Resky Novianto
Editor:

KBR, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati optimistis rencana penyetopan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) pada 2027 bakal terwujud.
Nicke mengklaim telah merancang rencana kerja sama dengan salah satu perusahaan tambang BUMN batu bara di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
Dia menyebut, proyek gasifikasi batu bara menjadi senyawa Dimethyl Ether (DME) diharapkan dapat menggantikan penggunaan LPG di dalam negeri.
"Sudah ada kerja sama yang kita lakukan salah satunya dengan PT BA (Bukit Asam), yang kita rencanakan secara total grand strategi nasional, itu di tahun 2025 akan menggantikan LPG sebanyak 5,2 juta ton per tahun. Sehingga di 2027 kita optimis bahwa LPG sudah tidak perlu impor lagi," ujar Nicke dalam Webinar Daring, Rabu (14/7/2021).
Nicke mengatakan, proses subtitusi merupakan bagian dari proyek energi baru terbarukan (EBT) yang tengah dikembangkan. Daat ini Indonesia masih menggantungkan 70 persen impor LPG.
Ia menuturkan, proses gasifikasi akan berjalan paralel dengan dengan program kompor listrik, jaringan gas (jargas). Kombinasi ini merupakan pengoptimalan sumber daya dalam negeri yang diharapkan membuat Indonesia lebih mandiri dan tidak bergantung pada impor.
Sementara itu Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM juga mendorong pengembangan biogas menjadi Biomethane-Compressed Natural Gas (Bio-CNG) dalam skala komersial sebagai bahan bakar transportasi. Selain itu, juga difungsikan sebagai pengganti LPG untuk industri.
Editor: Wahyu S.