indeks
Surat dari Pembunuh John Lennon Dilelang

KBR68H

Penulis: Doddy Rosadi

Editor:

Google News
Surat dari Pembunuh John Lennon Dilelang
john lennon, mark chapman

KBR68H – Empat surat yang dibuat Mark David Chapman – pembunuh vokalis Beatles John Lennon – dilelang oleh rumah pelelangan Moments in Time. Surat tersebut ditulis Chapman kepada polisi yang menangkapnya yaitu Stephen Siro. Surat tersebut dilelang dengan harga USD 75.000 atau sekitar Rp 712,5 juta.
 
Salah satu isi surat tersebut antara lain, permintaan Chapman kepada Siro agar mencarikan novel “The Catcher in the Rye” yang tengah dibacanya sebelum ditangkap pada 8 Desember 1980. Lennon ditembak mati oleh Chapman di luar gedung di Manhattan, Amerika Serikat.

Pemilik rumah lelang Moments in Time, Gary Zimet mengatakan, pelelangan surat tersebut atas permintaan Stephen Siro. Surat itu ditulis dan ditandatangani Chapman pada 1983, setelah dia mengaku bersalah dan dihukum 20 tahun penjara.

Spiro mengaku sempat menulis surat balasan kepada Chapman. Ketika itu, dia berharap Chapman bersedia memberikan informasi tentang korban berikutnya yang akan dibunuh.

“Saya berusaha mendapatkan informasi dari dia tentang alasannya membunuh Lennon dan juga motifnya,”ujar Spiro.

Empat surat yang dikirim Chapman tersebut disimpan Spiro selama 30 tahun. Dia memutuskan untuk melelang surat itu agar bisa membantu meringankan biaya pengobatan atas sakit kanker yang dideritanya.
“Saya ingin mempublikasikan surat itu karena itu adalah bagian dari sejarah dunia,”ujar Spiro.

Spiro, 66 tahun, tidak pernah lagi melakukan kontak sejak surat keempat yang diterimanya dari Chapman. Agustus tahun lalu, pengadilan kembali menolak pembebasan bersyarat yang diajukan Chapman. Itu merupakan penolakan ketujuh pengadilan atas permintaan Chapman yang kini berusia 57 tahun. (AP)

john lennon
mark chapman

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...