Dengarkan

KBR68H- Cokelat memang sedap untuk dinikmati. Rasa manisnya kadang membuat kita ketagihan untuk menikmatinya. Dalam perkembangannya, cokelat tidak hanya dikonsumsi, tapi juga untuk bidang kecantikan. Mulai dikenal kini lulur dan creambath cokelat. Apa saja sebenarnya zat-zat yang terdapat dalam cokelat? Benarkah cokelat punya fungsi lain sebagai kesehatan tubuh manusia?

Nadia, perempuan yang sedang mengandung sembilan bulan ini, mengaku gemar mengkonsumsi coklat. Pasalnya, selain karena hobi, banyak yang menyarankan Nadia mengkonsumsi coklat untuk meningkatkan berat badan sang janin. Nadia dan suami memang sempat khawatir, akan berat badan calon bayi yang dikandungnya.

“Saya sejak itu saya jadi rajin makanin coklat, tapi memang sejak itu, berat badan baby jadi naik, tapi ngak tau itu karena coklat atau bukan,” kata Nadia.  Nadia sendiri, sering mengkonsumsi coklat olahan , biasanya yang dicampur dengan susu.

Khasiat Coklat

Dokter Umum di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta, Marius Widjayarta mengatakan, secara medis, berat badan janin naik akibat coklat olahan, kemungkinan besar banyak terjadi. Pasalnya, coklat olahan, yang mengandung susu, gula, kacang atau sebagainya berpeluang menambah berat badan, karena kandungan yang dimiliki campuran coklat tersebut.

“Khusus untuk makan coklat aja, untuk menambah berat badan, belum ada penelitiannya, namun karena campurannya bisa, tetapi memang tidak siginifikan,” jelas Marius.

Coklat, kata Marius, punya fungsi lain, Jika kita mengkonsumsi coklat murni yang pekat dan rasanya pahit, bisa untuk menurunkan darah tinggi, penyakit jantung dan bengkak.

Sementara, Nadia beranggapan mengkonsumsi coklat juga mampu memberi efek menenangkan bagi dirinya, terutama saat-saat menjelang melahirkan. “Justru kita tahu coklat positifnya, selain berat badan janinnya bertambah, juga bikin tenang,” ungkap Nadia.

Waspadai Coklat di Pasaran

Namun, Dokter Marius meminta masyarakat perlu mewaspadai coklat olahan yang ada di pasaran. Pasalnya, banyak coklat olahan yang kandungannya tak jelas, seimbang dan coklat yang sudah tak layak dimakan dan coklat bercampur minuman keras.

Marius menyarankan masyarakat waspada, untuk melihat label kemasan, kandungan coklat, dan kondisi kemasan serta label kadaluarsa.

“Kalau coklat dari luar negeri depannya ada ML dengan 12 digit dibelakangnya, kalau konsumsi MD, itu makanan dalam negeri. Kalau coklat di daerah namanya P-IRIT sama 12 digit dibelakangnya, dan peraturan dari Badan POM, label harus ada bahasa Indonesianya,” tutur Marius.

Coklat olahan memang boleh di konsumsi, namun perlu dikontrol dan diwaspadai. Marius menyarankan, masyarakat mengkonsumsi coklat murni atau dark chocolate yang tak ada campurannya. Inilah, kata Marius yang sering diteliti para ilmuan yang mengandung banyak manfaat untuk kesehatan.