indeks
Rezim Orde Baru Memenjarakan Taufiq Kiemas Dua Kali

Perkenalan Taufiq Kiemas dengan dunia politik mulai terjadi terutama semasa SMA. Taufiq remaja begitu terkesan dengan pidato Bung Karno sebagai Pemimpin Besar revolusi. Meski dibesarkan di lingkungan keluarga dengan basis Masyumi yang cukup kuat, Taufiq K

Penulis: HH

Editor:

Google News
Rezim Orde Baru Memenjarakan Taufiq Kiemas Dua Kali
Taufiq Kiemas dipenjara, Megawati Soekarnoputri, Guntur Soekarnoputra, GMNI Palembang, rumah tahanan militer Budi Utomo

Berbagai kalangan mengakui sejak Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dijabat Taufiq Kiemas, wajah lembaga tertinggi negara ini terasa lebih dinamis. Kehadirannya bukan hanya terasa saat persidangan saja. Lewat pembawaannya yang jauh dari kesan formal, TK, begitu Taufiq Kiemas acap dipanggil, berbagai masalah politik dan kebangsaan bisa dibahas secara lebih santai.


Selain aktif mengenalkan konsep Empat Pilar Kebangsaan, TK juga dikenal sebagai penggagas forum pertemuan para pemimpin lembaga tinggi negara.  "Di forum ini Taufiq Kiemas disebut ketua kelas. Presiden pun memanggilnya ketua kelas. Jadi lebih enak dan lebih cair hubungannya," kata bekas Ketua MK Mahfud MD, dalam sebuah video dokumenter yang diproduksi Videonesia & Q Communication.


Dalam video berdurasi 15 menit ini, sosok TK ditelusuri mulai masa kecil saat Indonesia masih dijajah Belanda hingga kiprahnya di MPR. "Dia mencintai bangsa dan negara ini, itu modal utama," ujar A Syafi'i Maarif menilai peran TK di lembaga tertinggi negara.


Aklamasi


Taufiq Kiemas, yang menikahi Megawati Soekarnoputri pada akhir Maret 1973, terpilih secara aklamasi menjadi Ketua MPR periode 2009-2014 yang dilantik pada 3 Oktober 2009. Pria kelahiran Jakarta, 31 Desember 1942 itu dipilih berdasarkan usulan delapan fraksi di DPR, yakni Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Fraksi Partai Demokrat, Fraksi Partai Golkar, Fraksi Partai Amanat Nasional, Fraksi Kebangkitan Bangsa, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Fraksi Partai Hanura, dan Fraksi Partai Gerindra. Satu fraksi lainnya, yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) gagal mengajukan calonnya karena kurang dukungan. TK terpilih bersama empat wakil ketua lain dalam satu paket, yaitu Melani Leimena Suharli (Partai Demokrat), Hajriyanto Y Thohari (Partai Golkar), Lukman Hakim Saifuddin (PPP), dan Ahmad Farhan Hamid (DPD). 


Perkenalan Taufiq Kiemas dengan dunia politik mulai terjadi terutama semasa SMA. Taufiq remaja begitu terkesan dengan pidato Bung Karno sebagai Pemimpin Besar revolusi. Meski dibesarkan di lingkungan keluarga dengan basis Masyumi yang cukup kuat, Taufiq Kiemas justru lebih tertarik dengan ide-ide nasionalisme Bung Karno. Ia menjadi seorang Soekarnois. Kecenderungan untuk tidak meneruskan tradisi ideologis keluarganya ini barangkali sudah dimulai ketika ia justru bersekolah di SMP Katholik di Sukabumi ketimbang masuk pesantren.


Ketertarikannya pada nasionalisme Bung Karno ini yang mendorongnya masuk ke Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ketika lulus SMA, bahkan sempat menduduki jabatan sebagai Ketua GMNI Palembang dan menjadi aktivis inti Pembina Jiwa Revolusi. Aktivitasnya di gerakan politik ini membuatnya dekat dengan salah satu putra Bung Karno, Guntur Soekarnoputra. Lewat Guntur inilah, Taufiq Kiemas mengenal Megawati dan menjalin asmara hingga mereka menikah pada 1973 -- di tengah atmosfer kuat anti-Soekarno yang dihembuskan rezim Orde Baru.


Telanjang Rame-Rame


Gejolak politik pasca 1965 tak urung menyeret Taufiq Kiemas ke dalam penjara. Sebagai pendukung Soekarno, TK dan kawan-kawannya di GMNI Palembang ditangkap dan dipenjarakan di CPM Kodam Sriwijaya selama lebih dari satu tahun. Tapi penjara tak membuatnya kapok. Ia tetap konsisten aktif di politik dan untuk kedua kalinya pada 1968, lagi-lagi Taufiq Kiemas harus masuk hotel prodeo. Kali ini ia dipenjarakan di rumah tahanan militer Budi Utomo di Jakarta. Bersama Taufiq juga digelandang Panda Nababan, aktivis GMNI, yang kemudia menjadi politisi di PDI Perjuangan. "Waktu itu mandi di bangsal, mandi rame-rame. Semua telanjang. Mula-mula malu, segan, gatal, salah tingkah, tapi kemudian menjadi biasa," kenang Panda dalam video dokumenter.


Karier politik Taufiq Kiemas berhenti di rumah sakit di Singapura. Kelelahan dan kondisi kesehatannya memang memburuk beberapa tahun belakangan. Dalam sebuah upacara kenegaraan yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari Minggu (9/6), jenazah Taufiq Kiemas dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.


"Kita kehilangan putra terbaik bangsa," kata Presiden.

Taufiq Kiemas dipenjara
Megawati Soekarnoputri
Guntur Soekarnoputra
GMNI Palembang
rumah tahanan militer Budi Utomo

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...