indeks
Redam Emosi dengan Terapi Butterfly

KBR68H - Tahukah anda emosi yang tidak bisa dikelola dengan baik dapat menimbulkan penyakit?

Penulis: Evelyn Falanta

Editor:

Google News
Redam Emosi dengan Terapi Butterfly
emosi, terapis

KBR68H - Tahukah anda emosi yang tidak bisa dikelola dengan baik dapat menimbulkan penyakit? Mungkin kita sering merasa marah, sedih, cemas, bingung, tersinggung, hingga benci dan gembira. Perasaan itu adalah emosi yang seringkali kita alami sehari-hari, namun seringkali kita abaikan. Padahal, emosi tersebut justru menjadi penyebab penyakit tersembunyi dalam tubuh kita. Sifat emosi yang muncul dalam diri itu otomatis akan mempengaruhi imun dalam tubuh kita. Misalnya, ketika kita marah, napas akan berantakan, suhu tubuh naik, bahkan sampai depresi.

Seorang Psikolog dari School Of Talent Lucy Santioso menerangkan emosi adalah sikap hati seseorang yang bisa muncul baik positif maupun negatif.

“Ketika emosi itu muncul maka mempengaruhi fisiologis seseorang,” ungkapnya.

Pasalnya, emosi dibuat dari pergerakan di sekitar lingkungan yang kita lihat. Bahayanya, emosi yang terpendam seperti rasa marah menjadi benci atau dendam menjadi faktor timbulnya suatu penyakit seperti kanker.

Psikolog Lucy, atau akrab disapa Bunda Lucy menceritakan pengalaman seorang pasien yang ditanganinya saat terapi menghilangkan emosi.

“Waktu itu, pasien saya sakit kanker payudara, dia stres lalu minta diterapi. Ketika saya tanya  masalahnya rupanya si pasien ini punya akar pahit. Dan waktu saya terapi mengeluarkan emosinya, rupanya membantu memulihkan kanker payudaranya,” tuturnya.

Dari hasil penelitan di beberapa negara membuktikan 90 persen penyakit dalam tubuh seseorang disebabkan oleh faktor psikologis yang sedang mengalami depresi. Kata Bunda Lucy, waktu seseorang merasa emosi semua berkumpul di otak, karena otak yang memberi perintah ke bagian-bagian tubuh.

“Makanya, tidak jarang kalau kita marah atau kesal kita sering merasa sakit otot tubuh,” tambahnya.

Hal ini dialami oleh Ibu Ina yang seringkali tidak dapat mengontrol emosinya. Ibu muda yang memiliki dua anak ini seringkali meluapkan kemarahannya pada sang anak.

“Anak saya kalau lagi main tiba-tiba berantem, emosi saya langsung naik. Sementara saya juga sibuk dengan urusan pekerjaan rumah dan tugas kampus,” tuturnya.

Ia mengaku terkadang tiba-tiba muncul sakit tenggorokan dan pusing setelah emosinya meluap.

Psikolog Lucy Santioso mengatakan emosi yang berlebih memang memicu rasa sakit pada organ tubuh. Misalnya, nyeri punggung, gangguan pernapasan, gangguan pencernaan yang akhirnya dapat menyebabkan keguguran pada ibu hamil yang mengalami stress. Faktanya, penyakit seperti jantung, darah tinggi, kolesterol tinggi dipicu oleh stres tingkat tinggi atau depresi.

Menurut Bunda Lucy, agar mencegah penyakit emosi harus dapat dikelola dengan baik dari diri kita sendiri.

“Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk meredam emosi kita, terutama saat marah. Misalnya, dengan terapis butterfly yang bisa anda lakukan sendiri setiap saat,” jelasnya.

Butterfly theraphis adalah melipat kedua tangan secara bersilang dan menaruhnya diatas pundak, sambil mengatakan “kamu baik-baik saja”. Kata Bunda Lucy, terapi ini untuk membuat keseimbangan pada sifat emosional seseorang saat memuncak. Ketika melakukan gerakan butterfly ini seakan tubuh kita sedang ditenangkan oleh orang lain.

“Kalau kita kurang kasih sayang, cara ini sangat efektif karena seakan ada yang menyentuh diri kita,” imbuhnya.

Sementara, bila kita emosi yang muncul itu perasaan sedih maka yang dibutuhkan untuk menghibur diri dengan mencoba mengakses hal-hal yang positif atau hal yang dapat membuat gembira.

“Kita harus tanamkan akses gembira dulu pada otak walaupun sebenarnya kita sedang sedih,” tambah Lucy.

Psikolog Lucy Santioso ini juga menyarankan agar kita tidak memendam emosi yang muncul karena masalah yang sedang dihadapi. Menurutnya, emosi seperti amarah yang dipendam dapat membahayakan fungsi metabolisme tubuh.

“Jadi lebih baik dikeluarkan ketika kita sedang marah, kesal, ataupun sedih,” katanya.

emosi
terapis

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...