Peneliti Gajah menduga bayi gajah di Desa Blang Pante, Aceh Utara bernama Raju mati karena tidak bisa bertahan hidup. Gajah Raju itu terpisah dari induknya yang sudah mati dibunuh.
Penulis: Muhammad Irham
Editor:

KBR68H, Jakarta - Peneliti Gajah menduga bayi gajah di Desa Blang Pante, Aceh Utara bernama Raju mati karena tidak bisa bertahan hidup. Gajah Raju itu terpisah dari induknya yang sudah mati dibunuh.
Peneliti Gajah dari LSM Pemerhati Lingkungan WWF, Sunarto mencatat, seekor bayi gajah rentan mati jika tak diurus induknya. Meski gajah itu sudah dipelihara oleh manusia selama beberapa waktu.
"Ini dulu juga pernah terjadi di Riau. Ada anak gajah, yang kesasar selama berhari-hari. Kami amati. Dengan sangat terpaksa didirect, karena dia nyasar jauh sekali. Ke arah kampung, kita usir-usir nggak bisa. Nah, itu ternyata di dekat situ ada gajah yang ternyata induknya, yang diduga kuat mati diracun," kata Sunarto kepada KBR68H.
Raju, seekor bayi gajah yang baru berusia kurang lebih dua bulan akhirnya tewas setelah ditemukan warga Desa Blang Pante, Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara pertengahan Juni lalu.
Saat ditemukan, Raju tergeletak lemah tak berdaya. Oleh sebab itu, warga memutuskan untuk membawa Raju pulang ke desa mereka dan merawatnya.
Selain Raju, warga sebelumnya juga menemukan seekor bayi gajah. Namun usianya lebih tua ketimbang Raju. Warga menamainya Raja. Tapi, Raja tak berumur panjang. Ia mati ketika baru sepekan dirawat karena perut kembung dan diare berat.
Editor: Anto Sidharta