indeks
PT Pindad Segera Luncurkan Mobil Maung versi EV

PT Pindad siap meluncurkan kendaraan taktis Maung MV3 versi listrik atau Maung EV (electric vehicle).

Penulis: Astri Yuanasari

Editor: Agus Luqman

Google News
mobil listrik, electric vehicle, mobil Maung PT Pindad, Maung listrik, mobil Maung EV, mobil listrik
Seorang teknisi melakukan uji coba terhadap kendaraan taktis Maung di PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Kamis (9/1/2025). (Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi)

KBR, Jakarta - PT Pindad siap luncurkan kendaraan taktis Maung versi listrik (Maung EV/electric vehicle).

Hal ini disampaikan Direktur Utama PT Pindad Sigit Puji Santosa, saat mendampingi Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin meninjau produksi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) di PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Kamis (9/1/2025).

Sigit mengatakan, Maung EV akan segera diluncurkan oleh Presiden Prabowo dalam waktu dekat.

"Maung yang ke-6 itu MV3 electric. Beliau sangat excited, bahkan tadi Pak Menhan mencoba, excited beliau. Jadi nanti kami tunggu tanggal peluncurannya, kami kemungkinan dalam waktu dekatlah. Sebenarnya kami targetkan di akhir Januari karena ada kegiatan IndoDefense. Tapi karena IndoDefense ada perubahan jadwal, kami mungkin akan adakan sesi khusus nanti," kata Sigit kepada wartawan, Kamis (9/1/2025).

Sigit menyebut, Maung MV3 EV masih berupa purwarupa, atau belum masuk pada fase produksi massal.

Sebelum seri EV, Pindad sudah mengeluarkan lima seri lainnya yakni Maung Tangguh, Maung Jelajah, Maung Komando, Maung Inspektur Upacara, dan Maung Garuda.

Maung juga sudah digunakan oleh Presiden Prabowo sebagai kendaraan dinas, dan diproyeksikan menjadi kendaraan dinas seluruh anggota Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran.

Sigit Puji Santosa menyebut, kendaraan dinas menteri itu dijadwalkan mulai diantarkan pada Mei mendatang.

Baca juga:

Sejarah Mobil Maung

Pembuatan mobil Maung oleh PT Pindad (Persero) dimulai pada tahun 2018. Ketika itu, Komandan Pusat Persenjataan Infanteri (Danpussenif) Mayjend TNI Surowahadi mengusulkan pengembangan kendaraan taktis yang dapat digunakan untuk operasi militer.

Kendaraan ini awalnya dikenal dengan nama Bima M-31 dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan infanteri dalam berbagai medan tempur.

PT Pindad kemudian bekerja sama dengan PT Manufacturing Services Asia (MSA) untuk mengembangkan kendaraan ini. Prototipe pertama dari Maung diuji dan dinyatakan layak untuk diproduksi massal.

Maung Bima M-31 merupakan kendaraan taktis 4x4 yang dirancang untuk memiliki kemampuan manuver tinggi. Dengan mesin turbo diesel berkapasitas 2.494 cc, kendaraan ini mampu menghasilkan tenaga sekitar 136 HP dan memiliki daya jelajah hingga 500 km.

Desainnya mencerminkan karakteristik ketangkasan, yang diilhami dari nama "Maung" yang berarti harimau dalam bahasa Sunda.

Pada tahun 2020, produksi kendaraan ini dimulai dan Maung mulai dikenal luas setelah digunakan oleh Prabowo Subianto, saat menjadi menteri pertahanan di bawah pemerintahan Joko Widodo.

Saat menjadi menteri pertahanan di 2020, Prabowo memesan 500 unit Maung seharga Rp600 juta perunit. Pemesanan itu untuk mendukung industri otomotif dalam negeri dan meningkatkan kemandirian Indonesia dalam sektor pertahanan. Apalagi, pemerintah membuat kebijakan menghidupkan industri lokal dan menciptakan lapangan kerja.

PT Pindad juga memproduksi Maung MV3, yang dipakai sebagai mobil kepresidenan saat Prabowo Subianto dilantik sebagai presiden RI, Oktober 2024. 

Maung MV3 memiliki spesifikasi mesin turbo diesel 2.200 cc yang mampu menghasilkan daya maksimum 202 PS (atau sekitar 199 horse power) serta torsi 441 Newton meter (Nm).

Kendaraan ini dibuat dengan transmisi otomatis 8 percepatan, berbobot 2,95 ton (hampir 3 ton) dan memiliki fitur keamanan proteksi balistik, kaca antipeluru dan ban antikempes (run flat tyre/RFT).

Pertahanan
PT Pindad
mobil Maung
alutsista

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...