KBR68H, Rembang
Penulis: Radio R2B
Editor:

KBR68H, Rembang – Perwakilan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS), hari Senin (24 Desember 2012) mendatangi Stadion Krida Rembang, untuk memverifikasi, apakah stadion tersebut pantas atau tidak sebagai penyelenggara kompetisi level I, Indonesian Premier League (IPL).
Dua orang bernama Lano dan Juan tersebut, mengecek kondisi rumput lapangan, kamar ganti pemain, tribun, pagar pembatas dan sejumlah kelengkapan lainnya. CEO PT Rembang Sportindo Mandiri selaku pengelola PSIR Rembang, Charis Kurniawan mengatakan secara umum tidak ada masalah berarti. Hanya ketiadaan lampu stadion untuk pertandingan malam hari yang sempat ditanyakan.
Charis menganggap lampu memang cukup krusial, karena kompetisi sepak bola level I dibawah naungan PSSI, tidak hanya pertandingan sore saja, tetapi juga pada malam hari. Konsultan pernah menghitung kebutuhan anggaran pengadaan lampu standar internasional mencapai Rp 4 miliar. Sekelas Stadion Krida, pihaknya akan memilih kebutuhan lampu dibawah itu, yang penting memenuhi standar.
PT Rembang Sportindo Mandiri berupaya memperjuangkan Stadion Krida tetap sebagai markas Laskar Dampo Awang. Kalau harus diminta pindah ke stadion lain di luar Rembang, Charis mengaku angkat tangan, karena butuh ongkos besar.
Berdasarkan informasi terakhir, kick off kompetisi IPL mulai bergulir tanggal 09 Februari 2013.
Menurutnya masih ada waktu, guna menutupi semua kekurangan. Sekarang ini penataan tribun penonton di sebelah utara dan selatan masih terus berlangsung. Di tengah dualisme kompetisi, antara IPL dan ISL, pengelola PSIR Rembang tak ingin terjebak pada pusaran konflik. Penasehat PSIR yang juga Bupati Rembang, Moch. Salim meminta fokus saja pada persiapan menghadapi kompetisi. Apalagi semenjak larangan penggunaan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD), manajemen punya banyak pekerjaan menggalang dana untuk menghidupi tim. (Radio R2B)
Sumber: http://radior2b.com/2012/12/24/yang-paling-mendesak-diatasi/