Joko Widodo akhirnya terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-7. Perjalanan panjang ditempuh Jokowi untuk sampai di istana presiden. Bersama wakilnya Jusuf Kalla dia akan memimpin Indonesia sampai 2019 nanti. Berikut perjalan Jokowi hingga menjadi presiden.
Penulis: Melati Jun Andari
Editor:

Joko Widodo akhirnya terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-7. Perjalanan panjang ditempuh Jokowi untuk sampai di istana presiden. Bersama wakilnya Jusuf Kalla dia akan memimpin Indonesia sampai 2019 nanti. Berikut perjalanan Jokowi hingga menjadi presiden.
12 Maret 2014: Megawati berziarah ke makam ayahnya, Presiden pertama Indonesia, Soekarno, di Blitar. Ia ditemani Jokowi yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
13 Maret 2014: Kantor DPP PDI Perjuangan, di Lenteng Agung, Jakarta Selatan dibanjiri wartawan. Rumor mengatakan rapat rutin yang diadakan hari itu untuk menentukan siapa calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung PDI-P. Selain dihadiri seluruh petinggi dan pemimpin pusat, termasuk Megawati, rapat tersebut juga dihadiri oleh kalangan pengusaha.
14 Maret 2014: Jokowi yang sedang melakukan blusukan ke Rumah Si Pitung di Marunda, Jakarta Utara, mengaku sudah mendapatkan mandat dari Megawati untuk menjadi calon presiden PDI-P. Ia pun mengatakan siap menjalankan mandat tersebut.
Pada saat yang sama, seluruh elite PDI-P berkumpul di kantor pusat PDI-P. Disana Megawati menulis perintah harian di atas selembar kertas yang berisi tentang dukungannya kepada Jokowi untuk menjadi Capres.
Hanya berselang hitungan jam, surat perintah harian tersebut dibacakan oleh Puan didampingi pengurus DPP PDI-P. Puan menegaskan bahwa perdebatan di internal usai setelah turunnya mandat ini. "Semua pengurus dan kader PDI-P wajib patuh untuk mendukung Jokowi sebagai capres," ujarnya.
9 Mei 2014: PDI P menjadi partai pemenang pemilu legislatif dengan jumlah suara 23 juta atau 18,95 persen. Kemenangan ini disebut-sebut hasil dari Jokowi-effect. Meski begitu, perolehan suara dan kursi partai ini di bawah perkiraan sebelumnya yaitu di atas 25 persen. Angka yang diperoleh masih di bawah syarat yang dibutuhkan untuk mengusung sendiri pasangan calon presiden dan wakil presiden.
14 Mei 2014 : Resepsi deklarasi koalisi mendukung Jokowi sebagai capres digelar di kantor pusat PDI-P. Partai Nasdem dan PKB mengumumkan dukungannya terhadap capres Jokowi. "Dalam waktu yang tidak terlalu lama telah terjadi kesepakatan PDIP dan Nasdem mengantarkan capres PDIP tanpa syarat apapun," kata Surya Paloh saat itu sebagai pentolan Partai Nasdem.
15 Mei 2014 : PKPI nyatakan dukungan kepada Capres Joko Widodo. "Mereka ingin kabinet yang tidak transaksional dan kami setuju, kami minta pemerintahan PDIP harus lebih baik," kata Ketua Umum PKPI, Sutiyoso, ketika dikonfirmasi saat itu.
17 Mei 2014 : Partai Hanura turut bergabung dengan poros PDI-P. Wiranto menyampaikan hal tersebut usai bertemu dengan Megawati Sukarnoputri di kediaman Ketua Umum PDI-P tersebut.
19 Mei 2014 : Jokowi resmi menggandeng Jusuf Kalla sebagai pasangan cawapresnya. Pendeklarasian pasangan Jokowi-Kalla dilakukan di Gedung Joang, Menteng, Jakarta Pusat. Setelah deklarasi, rombongan pasangan itu pergi ke KPU dengan mengendarai sepeda untuk mendaftar sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden.
24 Mei 2014 : KPU mengumumkan hasil tes kesehatan yang dilakukan bagi dua pasangan capres yang sudah mendaftar, Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK. Hasilnya, keduanya memenuhi syarat tes kesehatan dan dipastikan melaju ke pilpres 2014.
1 Juni 2014 : Kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden melakukan pengundian. Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa mendapatkan nomor urut 1. Dengan demikian, pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla memperoleh nomor urut 2. "Senang banget kita dapat nomor dua. Enak banget lho, victory bisa, peace bisa," ujar Jokowi saat itu.
9 Juli 2014 : Setelah melewati masa kampanye selama satu bulan, pemungutan suara di Indonesia digelar secara serentak. Sebagian besar hitung cepat (quick count) yang dipublikasikan begitu pemungutan suara selesai menempatkan Jokowi-Kalla unggul atas pasangan Prabowo-Hatta. Suasana sempat memanas karena pasangan Prabowo-Hatta mendeklarasikan kemenangannya berbekal empat lembaga survey hitung cepat yang memenangkan dirinya.
22 Juli 2014 : KPU dalam rapat pleno terbuka rekapitulasi suara nasional menyatakan Jokowi sebagai pemenang pilpres 2014 dengan jumlah 70.633.594 suara sah. Jokowi mendapat dukungan sebesar 53,15 persen, sementara pesaingnya, Prabowo-Hatta memperoleh 46,85 persen suara. Jokowi menjadi presiden terpilih setelah 4 bulan 8 hari sejak pendeklarasian dirinya di Marunda.
Pada hari yang sama, Jokowi untuk kali pertama berpidato sebagai presiden terpilih hasil Pemilu Presiden 2014. Kali ini, ia berpidato di atas kapal pinisi Hati Buana Setia yang sandar di Dermaga IX Pelabuhan Sunda Kelapa.
Dalam pidato politik pertamanya, Jokowi menyerukan satu salam baru, "lupakanlah nomor 1 dan lupakanlah nomor 2, marilah kembali ke Indonesia raya. Kita kuat karena bersatu, kita bersatu karena kuat! Salam 3 Jari, persatuan Indonesia!"
Jika tak ada kendala, Jokowi akan dilantik menjadi Presiden ke-7 Indonesia pada 20 Oktober 2014 di Gedung Parlemen.
Editor: Antonius Eko