indeks
Peringatan dari Taliban Bagi Pedagang Film Porno

Taliban di Pakistan baru-baru ini mengeluarkan peringatan kepada toko-toko yang ada di Pasar Karkhano.

Penulis: Mudassar Shah

Editor:

Google News
Peringatan dari Taliban Bagi Pedagang Film Porno
Pakistan Market, Mudassar Shah, Taliban Theatening

Taliban di Pakistan baru-baru ini mengeluarkan peringatan kepada toko-toko yang ada di Pasar Karkhano.

Para pedagang diminta tak lagi menjual obat-obatan yang diklaim berfungsi meningkatkan fungsi seksual laki-laki seperti Viagra dan barang-barang yang bersifat pornografi.

Poster peringatan itu bahkan masih tergantung di salah satu dinding toko.

Dulu toko-toko yang menjual kaset dan film dibom oleh Taliban.

Pasar Karkhano berada di jalanan sempit di Peshawar.

Ini adalah salah satu pasar tersibuk di Provinsi Khyber Puktunkhwa – juga santer dikenal karena menjual kaset dan film-film porno.

Tapi baru-baru ini, Taliban memasang poster yang ditulis tangan yang menyebut kalau menjual obat-obatan perangsang, film vulgar dan cabul, bertentangan dengan hukum Syariah.

Dan para pemilik toko yang terlibat dalam bisnis ini diperingatkan agar berhenti.... atau siap-siap menanggung akibatnya.

Lebih dari 70 toko telah tutup sejak ancaman ini muncul.

Banyak toko yang sudah mencopot gambar-gambar porno, kaset musik dan komputernya dari toko.

Seorang pemilik toko Ismaiel Khan, 37 tahun, senang dengan perubahan ini.

“Jalanan ini terkenal karena menjual obat-obat perangsang dan lagu. Orang-orang dari jauh pun datang kemari. Saya senang toko-toko seperti itu sekarang tutup. Musik itu terlalu berisik sehingga saya tidak bisa mendengarkan adzan. Saya puas sekarang.“

Meski begitu, permintaan film porno masih tinggi kata Zeeshan Ahmed, mahasiswa yang berusia 19 tahun.

“Para pelajar senang mengisi kartu telpon genggamnya dengan film porno. Mereka berjengot dan nampak religius... tapi mereka tetap saja mengisi kartu memorinya dengan film porno dan lagu-lagu. Mereka memberikan kartunya pada kami secara sembunyi-sembunyi, jadi tidak ada yang tahu. Mereka itu munafik. Sekitar 80 persen pelajar di sini punya film porno.”

Dan Zakriya Jan menemukan cara untuk memuaskan para pelanggannya.

“Saya beli telpon genggam mahal yang bisa mengecek dan mengisi kartu memori orang lain dengan musik atau film. Saya tidak perlu lagi pakai komputer. Sekarang setiap orang mencemaskan keselamatannya dan mereka tidak lagi membuka toko.”

Ia bisa mendapatkan sekitar 400 ribu rupiah untuk memindahkan satu film. Dalam seminggu ia bisa mengisi 80 kartu memori.

Qismat Khan adalah pemilik toko yang menjual obat-obatan yang mengklaim meningkatkan fungsi seksual seperti Viagra dari India dan Cina.

Ia sukses membuka tokonya dalam dua tahun terakhir dengan cara menyuap pejabat pemerintah secara teratur.

Tapi begitu muncul ancaman dari Taliban, pendapatan tokonya merosot tajam.

“Biasanya saya bisa dapat 200 ribuan rupiah per hari. Tapi setelah ancaman itu mucul, saya sulit dapat uang segitu. Para pelanggan sudah membaca posternya dan itu berdampak pada bisnis kami. Saya sendiri tidak takut dengan ancaman karena ini bukan yang pertama. Kami kerap menerima ancaman dan saya tidak takut mati. Ini toko saya dan saya akan terus menjalankan usaha ini. Saya sudah bertanya pada ulama dan ia dia bilang usaha ini sah.”

Dan beberapa toko masih buka secara sembunyi-sembunyi.

Tapi penjaga toko berusia 18 tahun ini merahasiakan namanya karena takut.

“Saya takut bicara. Tidak ada yang berani bicara soal Taliban. Bagaimana kalau mereka datang kemari dan membawa kami ke pegunungan lalu mmbunuh kami?”


Pakistan Market
Mudassar Shah
Taliban Theatening

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...