indeks
Pengamat: Anas Urbaningrum Melawan

Ketidakhadiran Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum dengan seluruh Ketua DPD di Cikeas, Bogor, semalam dinilai sebagai bentuk perlawanan.

Penulis: Quinawati Pasaribu

Editor:

Audio ini dihasilkan oleh AI
Google News
Pengamat: Anas Urbaningrum Melawan
anas urbaningrum, demokrat

KBR68H, Jakarta – Ketidakhadiran Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum dengan seluruh Ketua DPD di Cikeas, Bogor, semalam dinilai sebagai bentuk perlawanan.Menurut Pengamat Politik, M Qodari hal itu terlihat dengan digelarnya  pertemuan lain di kediaman Anas dengan sejumlah kader partai. Qodari juga menilai, pakta integritas yang diusung Susilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuan di Cikeas juga  tidak akan membawa perubahan banyak bagi partai. Sebab hampir seluruh isi pakta itu sudah tertuang dalam aturan internal partai.

“Ya kalau menurut saya sih dia melakukan perlawanan diam-diam. (Seperti buku yang pernah dia luncurkan Revolusi Sunyi?) Agh, anda lebih paham. jadi dia akan bilang seara de yure dan de facto saya tetap ketua dan majelis tinggi dan saya masih menjalankan amanat dari konstitusi partai, yakni memimpin organisasi.” ucap Qodari dalam program Sarapan Pagi KBR68H.

Sebelumnya SBY selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat mengumpulkan semua pemimpin partai di tingkat daerah. Mereka diminta menandatangani pakta integritas untuk memperbaiki citra partai. Salah satu isi pakta integritas itu yakni mewajibkan mereka melaporkan harta kekayaannya ke Dewan Pengawas Partai Demokrat. SBY percaya Partai Demokrat harus diselamatkan setelah pamor partai hancur akibat kasus korupsi Hambalang. Kasus ini diduga melibatkan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Dia mengancam mengeluarkan kadernya yang membangkang terjadap aturan tersebut.

anas urbaningrum
demokrat

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...