indeks
Pemudik Mulai Banjiri Terminal Tirtonadi Solo

Seluruh armada angkutan lebaran, khususnya bus AKAP dan AKDP wajib masuk ke terminal, termasuk bus lebaran mudik gratis yang digelar berbagai instansi yang menuju Solo.

Penulis: Yudha Satriawan

Editor:

Google News
Pemudik Mulai Banjiri Terminal Tirtonadi Solo
Kondisi Terminal Tirtonadi, Senin (13/7/2015). Foto: Yudha Satriawan KBR

KBR-Solo, Pemudik mulai membanjiri Terminal Tirtonadi Solo sejak akhir pekan kemarin hingga petang ini. Mereka turun dari bus yang berasal dari kawasan barat Pulau Jawa antara lain Sumatera, Jakarta, Jawa barat, dan sebagainya. Puncak arus mudik di terminal ini diprediksi terjadi H-3 hingga H-1 nanti.

Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Pemkot Solo, Yosca Herman, mengatakan seluruh armada angkutan lebaran, khususnya bus AKAP dan AKDP wajib masuk terminal, termasuk bus lebaran mudik gratis yang digelar berbagai instansi. Kata dia, langkah ini untuk memudahkan pendataan penumpang, pengecekan kelayakan armada, dan mengantisipasi penumpukan atau penelantaran penumpang.

“Bus-bus yang mengambil penumpang dari Jakarta, Barat pulau Jawa dan sekitarnya yang ke Solo, itu harus masuk terminal Tirtonadi, termasuk bus-bus angkutan lebaran mudik gratis. Biasanya, bus-bus seperti itu banyak sekali yang tidak mau masuk terminal dan identifikasinya adalah bus-bus yang tidak layak jalan. Maksudnya dari sisi keamanan armada maupun ijin operasional belum di uji KIR sehingga bus-bus seperti ini hanya menurunkan penumpang di pinggir jalan, tidak mau masuk ke terminal,” kata Yosca, Senin (13/7/2015).

Rata-rata per hari ada sekitar 3000 bus yang beroperasi di terminal yang baru saja direnovasi ini. Di musim Lebaran, jumlah armada bus mencapai 4500 hingga 5000 unit.

Editor: Malika
arus mudik
mudik lebaran
pantauan mudik
laporan mudik Solo
Terminal Tirtonadi

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...