Pemimpin Paroki Gereja Damai Kristus di Duri Selatan, Tambora, Jakarta, Matheus Widyolestari memastikan tak ada pembangunan gereja di daerah itu. Sebelumnya, massa dari ormas radikal melarang jemaat Gereja Damai Kristus beribadah di gedung Sekolah Damai.
Penulis: Ade Irmansyah
Editor:

KBR68H, Jakarta - Pemimpin Paroki Gereja Damai Kristus di Duri Selatan, Tambora, Jakarta, Matheus Widyolestari memastikan tak ada pembangunan gereja di daerah itu. Sebelumnya, massa dari ormas radikal melarang jemaat Gereja Damai Kristus beribadah di gedung Sekolah Damai. Mereka menuding jemaat akan mengubah aula sekolah Damai menjadi gereja. Kata Matheus, saat ini aula sekolah Damai sedang renovasi bukan untuk dijadikan gereja.
“Dari kemarin itu kegiatan peribadatan sudah normal seperti biasa, kan kemarin yang terjadi itu adalah penyampaian surat keberatan bahwa di tempat ini ada tempat peribadatan (baru), kan kami sudah ada 40 tahun ada di sini. Kan sudah biasa ibadah di sini seperti ini, se-Kecamatan Tambora kan tempat ibadahnya di sini. Kemudian kemarin itu hanya penyampaian surat keberatan kemudian mereka melanjutkan perjalanan gitu dan tidak ada pelarangan peribadatan, tidak ada penutupan juga tidak ada,” terang Matheus.
Matheus Widyolestari membantah telah terjadi penutupan tempat ibadah. Kata dia, ibadah Minggu besok dilakukan seperti biasa kawalan keamanan dari kepolisian. Kemarin Jemaat Gereja Damai Kristus Paroki Kampung Duri Tambora dilarang beribadah di gedung sekolah Damai. Larangan sepihak ini disampaikan Forum Kerjasama Mesjid Mushola Majelis Taklim di kawasan itu. Mereka menuding Yayasan Bunda Hati Kudus berencana mengubah aula sekolah Damai menjadi tempat gereja. Yayasan Hati Kudus merupakan pengelola sekolah Damai.