indeks
Pasangan Korea Berani Bayar Mahal Demi Pernikahan Bergengsi di Gangnam

Bagi puluhan ribu pasangan Korea, itu adalah tempat yang paling tepat untuk mengikat janji setia.

Penulis: Jason Strother

Editor:

Google News
Pasangan Korea Berani Bayar Mahal Demi Pernikahan Bergengsi di Gangnam
Korea Selatan, Gangnam, kota Pernikahan, Jason Strother

Pernikahan Ahn Eun-mi and Nick Derret dilangsungkan di daerah Gangnam.

Keduanya mengatakan banyak orang yang menganggap itu tempat pernikahan yang bergengsi.

“Banyak orang bilang ini tempat yang bagus. Dan mereka mau pamer kalau mereka menikah di Gangnam.”

“Saya mendapat kesan kalau ini hanya untuk pamer. Tapi memang di sana ada banyak pakaian pengantin dan salon di Gangnam. Dan memang akan memudahkan kita kalau semuanya ada di satu tempat. Tapi yang pasti, Gangnam itu tempat yang bergengsi.”

Di Korea Selatan, hal pertama yang orang lihat dari sebuah undangan pernikahan adalah alamatnya.

Dan di negara yang penduduknya sangat memperhatikan status, punya acara di daerah Gangnam berarti kaya dan makmur.

Salah satu kawasan di Gangnam, dipenuhi berbagai usaha yang berhubungan dengan pernikahan, dan karenanya dikenal sebagai kota pernikahan....

Di dalam sebuah gedung pernikahan di Gangnam, beberapa pesta sedang berlangsung di setiap lantai,.

Ruangan ini dirancang agar terlihat mirip Kapel Eropa.

Pengantin perempuan memasuki ruangan dan 30 menit kemudian pasangan ini sudah resmi menikah...dan tak lama pasangan lain masuk dan melakukan ritual yang sama.

Lee Dong-young adalah pengelola Gedung Pernikahan Raum, salah satu tempat pernikahan termahal di Seoul.

Meski begitu ia mengaku tempatnya tak pernah sepi peminat.
 
“Lokasi sangat penting dalam bisnis ini. Gangnam adalah rumah bagi berbagai perusahaan top Korea dan orang-orang yang tinggal di sini sangat kaya. Jadi masuk akal kalau anak-anak mereka ingin menikah di kawasan ini.”
 
Tidak ada pernikahan yang murah di Korea Selatan. 

Data pemerintah menunjukkan kalau para pasangan pengantin dan keluarganya bisa menghabiskan dana sedikitnya 1 milyar rupiah untuk sebuah pesta perkawinan.
 
Choi Seong-hee sudah merencanakan dan mengarahkan pernikahan di Gangnam selama 10 tahun.

Ia mengatakan kawasan itu sangat diminati sebagai tempat untuk menikah.
 
“Bahkan ada yang tidak tinggal di sini tapi ingin merasakan pengalaman menikah di Gangnam. Semua merk barang mewah dan toko terbaik ada di sini. Mereka menghabiskan waktu di sini untuk bertemu teman dan menikmati hidup. Mereka ingin bisa tinggal, bekerja dan menikah di sini.”
 
Choi mengatakan tugasnya-lah menghubungkan pasangan-pasangan ini dengan toko yang tepat untuk pendekatan sekali belanja untuk semua kebutuhan pernikahan.
 
“Semua gedung pernikahan, salon, toko pakaian dan studio foto ada di sini. Para perempuan dari kota lain ingin datang kemari karena mereka tahu bisa mempersiapkan semua kebutuhan pernikahan dengan sekali jalan. Mereka tidak perlu pergi ke beberapa tempat yang berjauhan. Semuanya ada di sini.”
 
Salah satu toko yang diperkenalkan kepada calon pengantin adalah milik perancang baju pengantin Lee Seong-mi.

Pakaian rancangannya muncul di berbagai majalah pernikahan internasional dan peragaan busana di luar negeri.

Usai membantu satu pelanggannya memilih pakaian yang tepat, Lee mengatakan kalau Seoul sudah lama dianggap sebagai kota pernikahan dan Gangnam bukan yang pertama.
 
“Sekarang Gangnam menjadi kiblat pernikahan. Tapi dulu sekitar 20 tahun lalu saat saya mulai membuat pakaian pengantin, tempatnya berbeda. Tempatnya berada dekat Universitas Perempuan Ewha (E-WA) dan dikenal dengan Jalan Pernikahan. Tapi sejak 10 tahun lalu industri pernikahan mulai pindah ke selatan Sungai Han dan saat itu saya juga pindah ke Gangnam.”

Lee mengatakan pindahnya pusat pernihakan dari Jalan Pernikahan ke Gangnam mencerminkan perubahan menyeluruh dalam bisnis pernikahan di Korea.
 
“Saat saya punya toko di sana, sudah ada sekitar 100 toko yang berhubungan dengan pernikahan. Saat itu gaya polos yang menjadi tren dan sebagian besar yang dijual di sana adalah pakaian konvensional. Tapi sejak pindah ke Gangnam, saya bisa membuat rancangan yang lebih mewah.”
 
Pakaian rancangan Lee ditujukan bagi pasangan yang punya dana tak terbatas.

Harga sewa 2 hari untuk 5 set pakaian yang dihiasi manik-manik kristal mencapai 70 juta rupiah.
 
Tapi di Korea, tamu ikut membantu membayar biaya pernikahan.

Begitu tiba di sebuah pesta pernikahan, mereka menyerahkan amplop yang berisi uang kepada petugas penerima tamu di luar ruangan pesta.

Nama mereka dan jumlah uang yang diberikan dicatat. Setelah itu mereka akan menerima kupon untuk jamuan makan setelah upacara pernikahan.
 
Perencana pernikahan Choi Seong-hee mengaku upacara pernikahan saat ini lebih mirip transaksi bisnis. 

Ia mengatakan ada yang hilang seiring pertumbuhan ekonomi Korea Selatan.
 
“Kalau dulu, keluarga-keluarga Korea akan begadang pada malam sebelum pernikahan untuk memasak. Dan saat pesta berlangsung, setiap tamu datang membawa makanan. Itulah kebersamaan komunitas yang sebenarnya. Tapi sekarang beberapa orang mengadopsi gaya pernikahan Barat, tapi hanya tampilannya saja. Upacara pernikahan berlangsung cepat dan mahal. Bahkan sulit mengatakan kalau para tamu menikmatinya. Kelihatannya semua hanya soal uang.”
 
Choi menambahkan ia hanya ingin membuat pasangan pengantin berbahagia berapapun biayanya.
 


Korea Selatan
Gangnam
kota Pernikahan
Jason Strother

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...