Kendati aksi 22 Mei jadi perhatian dunia, namun menurut Menlu Retno Marsudi, kalangan internasional masih percaya situasi ekonomi dan politik di dalam negeri tetap terkendali.
Penulis: Dian Kurniati
Editor:

KBR, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut dunia internasional ikut memperhatikan aksi 22 Mei 2019.
Aksi yang berujung pada kericuhan itu digelar sejumlah titik di Jakarta, di antaranya di kantor KPU dan Bawaslu. Massa aksi menolak hasil rekapitulasi suara Pilpres 2019 yang sebelumnya diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Retno mengatakan, warga dunia menyebut aksi tersebut sebagai kerusuhan (riot)--sebagaimana ditulis media-media asing.
"Kalau diikuti di media-media kan disebut riot. Tentunya tak ada satu orang yang gembira apabila jatuh korban itu sudah pasti. Tetapi dunia internasional melihat situasi, so far situasi, porsinya pas," kata Retno di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (27/5/2019).
Kata dia, dunia internasional masih percaya situasi ekonomi dan politik di dalam negeri tetap terkendali.
Menlu Retno pun menyampaikan, dunia internasional turut berduka karena aksi 22 Mei menelan korban jiwa. Namun, ia mengklaim kalangan internasional juga memahami bahwa kejadian ini merupakan bagian dari proses demokrasi di Indonesia.
Kendati begitu, menurut Retno, penyelenggaraan Pemilu serentak 2019 mendapat apresiasi dari banyak negara. Penghargaan tersebut disampaikan puluhan kepala negara juga organisasi internasional lewat surat resmi, telepon, atau media sosial.
Baca juga:
- Ini Data Korban Bentrokan Pasca-Aksi di Bawaslu
- Rusuh Tolak Hasil Pilpres, Koalisi Temukan Dugaan Pelanggaran HAM
Editor: Nurika Manan