indeks
Landung Simatupang Pentaskan Kisah Pangeran Diponegoro di Empat Lokasi

Landung Simatupang, pemain teater terkenal Yogyakarta, akan mementaskan pembacaan dramatik (dramating reading) tentang Pangeran Diponegoro. Dia akan menggelar pementasan di empat situs yang pernah disinggahi Diponegoro saat berjuang melawan penjajah Belan

Penulis: radio Star Jogja

Editor:

Google News
Landung Simatupang Pentaskan Kisah Pangeran Diponegoro di Empat Lokasi
Landung Simatupang, Pangeran Diponegoro

KBR68H, Yogyakarta - Landung Simatupang, pemain teater terkenal Yogyakarta, akan mementaskan pembacaan dramatik (dramating reading) tentang Pangeran Diponegoro. Dia akan menggelar pementasan di empat situs yang pernah disinggahi Diponegoro saat berjuang melawan penjajah Belanda.


Dalam pementasan tersebut, Landung mengacu pada buku Babad Diponegoro (1831-1832) dan sejumlah buku tertulis lainnya, salah satunya Kuasa Ramalan yang ditulis oleh novelis Inggris Peter Carey.


Landung menyusun ulang buku-buku tersebut dalam sebuah sebuah makna yang kemudian diangkat dalam seni pertunjukan.


“Buku-buku itu tidak mungkin saya baca satu persatu di hadapan penonton. Saya mengambil kisah heroik Pangeran Diponegoro yang penting untuk disampaikan kepada publik,” bebernya.


Karena itu, empat situs yang akan dijadikan sebagai lokasi pembacaan dramatik akan berbeda kisahnya dan tidak akan sama bahannya. Di setiap situs akan dipilih momen sejarah paling kritis yang pernah terjadi di situs tersebut.


Pergelaran dramatik reading Pangeran Diponegoro yang pertama sudah berlangsung di Gedung Bakorwil II (Pendapa Diponegoro) sebelah barat Alun-alun Kota Magelang, Minggu (24/11) malam dengan mementaskan naskah berjudul Pertemuan Diponegoro-Jendral De Kock.


Gedung Bakorwil II yang sekarang ini kerap digunakan untuk pesta pernikahan maupun pentas musik, kata Landung, dahulu merupakan tempat awal Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda.


“Waktu itu ceritanya habis lebaran Pangeran Diponegoro hendak bersilaturahmi dengan Belanda. Tapi Belanda ternyata justru menangkapnya,” bebernya.


Sesuai dengan peristiwa yang terjadi kala itu, pementasan Pertemuan Diponegoro-Jendral De Kock, lebih menitikberatkan pada detik-detik penangkapan Pangeran Diponegoro.


Setelah menggelar pentas dramatic reading di Magelang, Landung yang bekerjasama dengan Bentara Budaya akan melanjutkan pentas di Tegalrejo (Jogja), Museum Fatahillah (Jakarta), dan Benteng Rotterdam di Makkasar.


Landung mengakui selama proses penggarapan itu terutama saat latihan dia acap merinding saat berlatih membaca naskah dialog.


“Saya terkadang hampir menetaskan air mata. Bagi saya ini pertanda kalau Pangeran Diponegoro terharu dan senang kisahnya disampaikan kepada publik,” kata pria berusia 58 tahun itu.


Editor: Antonius Eko 


Sumber: radio Star Jogja 

Landung Simatupang
Pangeran Diponegoro

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...