indeks
Kunjungan Menurun, Istana Open Tetap Dipertahankan

Karena tahun ini warga hanya bisa berada di pelataran istana, jumlah pengunjung menjadi turun.

Penulis: Rafik Maeilana

Editor:

Google News
Ilustrasi Wisata Istana Bogor. Foto: Antara
Ilustrasi Wisata Istana Bogor. Foto: Antara

KBR, Bogor – Meski jumlah kunjungan saat event Istana Bogor Open menurun, Pemerintah Kota Bogor akan tetap mempertahankan kegiatan yang dilakukan setahun sekali, saat Hari Jadi Bogor tersebut. Berdasarkan data Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Kota Bogor, jumlah pengunjung Istana Bogor Open tahun ini hanya mencapai 13569 orang. Jumlah itu turun drastis dari tahun sebelumnya yakni 35 ribu pengunjung.

 

Kepala Disbudparekraf Kota Bogor, Shahlan Rasyidi mengatakan, awalnya tahun ini pihaknya mentargetkan 40 ribu pengunjung. Namun karena tahun ini warga hanya bisa berada di pelataran istana, jumlah pengunjung menjadi turun.

 

“Tahun sekarang memang jauh dari apa yang kita harapkan. Karena sekarang mungkin sudah ada pak presiden berkantor di sana, sehingga banyak para pengunjung yang kurang menarik, karena tidak bisa masuk ke dalam. Sekarang ini hanya 13.569 orang dari target kita 40 ribu,” katanya saat berbincang dengan KBR di kantornya, Rabu (03/06/2015)

 

Ia menjelaskan, meski jumlah kunjungan pada tahun ini turun drastis, pihaknya akan mempertahankan event yang sudah menjadi khas saat hari jadi Bogor ini. Tahun depan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak Sekretariat Negara agar bisa mengizinkan warga Bogor masuk ke dalam istana.

 

“Mudah-mudahan pak Jokowi bisa mengizinkan. Dan event ini akan kita tetap pertahankan karena sudah jadi bagian dari hari jadi Bogor,” jelasnya. 

Editor: Malika

jumlah kunjungan event istana bogor
istana bogor open menurun
13569 pengunjung istana bogor open
istana bogor

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...