indeks
Korban Kudatuli : Saya Tidak Butuh Ganti Rugi

Aktivis yang merupakan korban insiden 27 Juli 1996 atau yang dikenal Kudatuli, Hendrik Sirait mendesak pemerintah untuk segera menuntaskan kasus kerusuhan tersebut.

Penulis: Aika Renata

Editor:

Google News
Korban Kudatuli : Saya Tidak Butuh Ganti Rugi
Sejumlah kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyalakan sejumlah lilin membentuk angka 27 saat renungan Refleksi Peristiwa Kerusuhan Dua Tujuh Juli (Kudatuli) di kompleks Tugu Pahlawan

KBR, Jakarta - Aktivis  korban kerusuhan 27 Juli 1996 atau yang dikenal Kudatuli, Hendrik Sirait mendesak pemerintah segera menuntaskan kasus   tersebut. Hendrik mengalami penculikan pada 1 Agustus karena dituding sebagai dalang kerusuhan. Menurut Hendrik, saat ini yang dibutuhkan para korban kerusuhan tersebut adalah pengakuan dari para pelaku. Ia menyatakan otptimistis pemerintahan era Jokowi mampu menuntaskan kasus tersebut.

"Kalau saya secara pribadi sebagai korban, penyelesaian bisa berbagai cara. Saya nggak butuh ganti rugi. Saya nggak butuh peradilan. Yang saya butuhkan adalah fakta bahwa mereka mau mengakui bahwa pernah melakukan penculikan dan kekerasan terhadap saya. Saya pikir itu adalah cara paling elegan untuk kemudian kita bisa mengendalikan masa lalu kita untuk menatap dan melakukan masa depan kita yang lebih beradab." jelas korban Kudatuli Hendrik Sirait kepada KBR, Senin (27/7/2015).


Hari ini tepat peringatan 19 tahun peristiwa kerusuhan yang terjadi di kantor DPP PDI Jl Diponegoro atau yang disebut Kudatuli.   Komnas HAM menyatakan, korban kerusuhan dalam itu lima meninggal dunia, 149 luka-luka dan 23 hilang.    Sampai kini peristiwa 27 Juli 1996 itu masih menyisakan ketidakjelasan, terutama menyangkut dalang kerusuhan. Termasuk dugaan keterlibatan Sutiyoso, bekas Panglima Kodam Jaya yang kini menjadi Kepala Badan Intelijen Negara BIN.


Editor: Rony Sitanggang

kuda tuli
korban kerusuhan
pelanggaran HAM
Kasus kerusuhan
kudatuli 27 Juli 1996
korban Kudatuli Hendrik Sirait

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...