KBR68H, Jakarta - Sejumlah pengguna Kereta Rel Listrik atau KRL Ekonomi Jabodetabek meminta PT KAI mempertimbangkan rencana penerapan tarif jauh dekat sebesar Rp8000
Penulis: Danu Mahardika
Editor:

KBR68H, Jakarta - Sejumlah pengguna Kereta Rel Listrik atau KRL Ekonomi Jabodetabek meminta PT KAI mempertimbangkan rencana penerapan tarif jauh dekat sebesar Rp8000. Hotim, salah seorang pengguna kereta ekonomi di Depok mengatakan penerapan tarif yang sama untuk jarak jauh dekat memberatkan konsumen.
"Berat dong. Misal sekarang kita jarak dekat, masa dikenakan 8 ribu juga. Kalau dari Kota ke Depok kan 8 ribu, kalau dekat ya harusnya dibedain lah. Kita ambil tengahnya saja, misalnya untuk yang dekat 5 ribu atau 6 ribu itu tidak masalah," kata Hotim saat ditemui KBR68H di Stasiun UI Depok, Rabu (27/3)
PT Kereta Api Indonesia berencana menghapus layanan KRL ekonomi non AC bertarif murah mulai 1 April mendatang. PT KAI hanya akan mengoperasikan KRL Ekonomi AC dengan tarif Rp 8.000 sekali jalan untuk jarak jauh dekat.
Namun rencana itu ditolak masyarakat dan sejumlah kalangan di pemerintahan. Rencana penghentian layanan KRL Ekonomi Non-AC akhirnya diundur hingga Juli mendatang. Penundaan itu dilakukan karena PT KAI masih mendata penumpang yang berhak menerima subsidi. Untuk memudahkan urusan, PT KAI akan memberlakukan sistem tiket elektronik.