KBR68H, Jakarta - Badan Intelejen Negara (BIN) Indonesia menyatakan intelijen Australia belum tentu paham dengan informasi dari hasil penyadapan sejumlah pejabat Indonesia.
Penulis: Abu Pane
Editor:

KBR68H, Jakarta - Badan Intelejen Negara (BIN) Indonesia menyatakan intelijen Australia belum tentu paham dengan informasi dari hasil penyadapan sejumlah pejabat Indonesia. Kepala BIN Marciano Norman mengatakan, petinggi Indonesia sudah membatasi komunikasi lewat telepon. Sebab setiap pejabat negara sudah berpikir bahwa ia sedang disadap dalam tiap percakapan telekomunikasi.
"Ke mana pun apa pun yang kita bicarakan melalui telekomunikasi terbuka, kita harus selalu berpikir dan beranggapan kita ini disadap. Oleh karenanya pembatasan materi pembicaraan itu menjadi hal yang penting. Mungkin saja telepon itu bisa disadap, tapi materi pembicaraa, isi pembicaraan kita belum tentu bisa dia mengerti. Karena itu bisa diacak dengan kita menggunakan sandi-sandi yang lain," ujar Marciano di Jakarta, Rabu (20/11).
Sebelumnya intelijen Australia dikabarkan sudah menyadap pembicaraan lewat telepon sejumlah petinggi Indonesia pada 2007 hingga 2009 lalu. Mereka yang disadap di antaranya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Negara Ani Yudhoyono, bekas Wakil Presiden Jusuf Kalla serta sejumlah petinggi lainnya.
Presiden Yudhoyono malam ini melayangkan surat ke Pemerintah Australia untuk meminta penjelasan tentang penyadapan tersebut.
Editor: Suryawijayanti