indeks
Kemenkes Pastikan Tak Ada Pembalut Wanita Bermasalah

9 pembalut dan 7 pantyliners yang dipermasalahkan telah memiliki izin edar, uji keamanan, dan mutu di laboratorium yang terakreditasi.

Penulis: Ninik Yuniati

Editor:

Google News
Dirjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan Mauralinda Sitanggang. Foto: Antara
Dirjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan Mauralinda Sitanggang. Foto: Antara

KBR, Jakarta - Kementerian Kesehatan menegaskan belum ada temuan pembalut wanita yang tidak memenuhi syarat, sejak 2012 hingga pertengahan 2015. Dirjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan Mauralinda Sitanggang mengatakan, kesimpulan ini didapat dari pengujian sampling secara rutin terhadap pembalut wanita di pasaran. Kata dia, 9 pembalut dan 7 pantyliners yang dipermasalahkan telah memiliki izin edar, uji keamanan, dan mutu di laboratorium yang terakreditasi, antara lain di Laboratorium Mikrobiologi Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN) dan Sucofindo.

"Terhadap produk-produk tersebut dilakukan uji kesesuaian terus menerus secara berkala selama produk ada di peredaran dalam rangka postmarket surveillance melalui sampling dan pengujian ulang. Apabila ditemukan produk yang tidak memenuhi syarat, Kemenkes akan memerintahkan produsen/distributornya untuk melakukan penarikan dari pasaran. Tetapi berdasarkan hasil sampling, kita dari tahun 2012-pertengahan 2015, tidak ditemukan pembalut yang tidak memenuhi syarat," kata Mauralinda di Kementerian Kesehatan, Rabu (8/7/2015).


Dirjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan Mauralinda Sitanggang menambahkan, pihaknya menjamin pemberian izin edar pembalut wanita tersebut sesuai dengan ketentuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration) Amerika Serikat.  Kata dia, dalam proses produksi, produsen pembalut juga dilarang menggunakan gas chlorine. Karenanya, kekhawatiran pembalut menyebabkan kanker, tidak beralasan.

Editor: Malika

pembalut wanita
pembalut berklorin
Mauralinda Sitanggang
pantyliners dan pembalut

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...