KBR68H, Cirebon - Meski belum ada putusan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) soal penghitungan Caleg, namun sejumlah calon legislatif yang merasa gagal terpilih mulai mendatangi penasihat spiritual dan tokoh agama.
Penulis: Radio Sola Gratia Cirebon
Editor:

KBR68H, Cirebon - Meski belum ada putusan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) soal penghitungan Caleg, namun sejumlah calon legislatif yang merasa gagal terpilih mulai mendatangi penasihat spiritual dan tokoh agama.
Salah satu tokoh agama yang didatangi sejumlah Caleg yakni pengasuh Pondok Pesantren Aljauhariyah Balerante Kecamatan Palimanan, Cirebon KH M Farid Wajdi yang biasa disapa Abah Anom Kusumajati.
Menurutnya sudah terdapat 3 Caleg yang mendatanginya untuk berkonsultasi. Ia menyatakan bahwa pemicu depresi mereka sebenarnya bukan soal tidaknya memenangkan pertarungan dalam Pemilu namun lebih karena sudah menghabiskan banyak uang dan kemungkinannya tidak terpilih.
“Namun sejauh ini, para Caleg hanya perlu berkonsultasi saja, tidak harus sampai menginap di sini,” kata Farid Wajdi.
Selain berkonsultasi para Caleg hampir mempunyai permintaanya sama yaitu meminta Farid Wajdi untuk bisa mengembalikan uang yang telah mereka habiskan.
“Rata-rata mereka sudah menghabiskan uang Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar,” terangnya.
Selain 3 caleg yang sudah yakin gagal, pihaknya juga didatangi 8 orang caleg DPR RI dari dua partai berbeda yang masih berharap untuk terpilih. Mereka meminta Farid Wajdi untuk bisa menambah perolehan suara mereka.
Para Caleg lain juga melakukan hal yang sama. Mereka mendatangi pengasuh pondok pesantren Bendakerep Kota Cirebon Muhammad Miftah, yang juga sering menjadi langganan untuk didatangi para Caleg atau calon kepala daerah yang gagal dan mengalami stres atau depresi. Miftah menjadi penasehat spiritual para Caleg.
Namun sejauh ini, belum ada satupun Caleg yang mendatangi rumah sakit termasuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunungjati Kota Cirebon. Padahal rumah sakit tersebut sudah menyediakan 54 ruang perawatan khusus untuk Caleg yang mengalami depresi.
Direktur RSUD Gunungjati Heru Purwanto mengatakan, sebagai pusat rujukan di wilayah III Cirebon, RSUD Gunungjati juga menerima pasien
Caleg depresi yang berasal dari luar Kota Cirebon seperti Kabupaten Cirebon, Indramayu, Kuningan dan Majalengka.
“Sebagai rumah sakit rujukan di wilayah III Cirebon, kami juga menerima pasien di luar wilayah III Cirebon,” terang Heru Purwanto.
Menurut Heru, ruang rawat khusus tersebut disediakan dengan memanfaatkan ruang rawat untuk pasien kelas III BPJS Kesehatan yang belum diresmikan penggunaannya.
Editor: Luviana


