indeks
Caleg Bicara Toleransi | Virgie Baker: Intoleransi Akibat Rendahnya Moral Pemimpin

Selama para pemimpin moralnya instan, negara ini tinggal tunggu hancur saja.

Penulis: Antonius Eko

Editor:

Google News
Caleg Bicara Toleransi | Virgie Baker: Intoleransi Akibat Rendahnya Moral Pemimpin
caleg, toleransi, virgie baker, nasdem

KBR68H,Jakarta – Virgie Baker dikenal sebagai salah satu presenter di sebuah stasiun televisi swasta. Kini ia banting setir menjadi politikus bersama Partai Nasdem. 


Bicara soal toleransi, caleg dari daerah pemilihan Sulawesi Utara itu merasa nilai-nilai itu sudah makin hilang. Menurut dia, ini terjadi karena mental para pemimpin yang instan, yang lebih mendahulukan kepentingan pribadi dan kelompok.


Anda melihat toleransi seperti apa? 


“Ketika ada stigma pengelompokkan minoritas dan mayoritas buntut-buntutnya pasti adalah masalah intoleransi. Pengelompokkan ini seperti ada yang menciptakan, sehingga muncullah kasus-kasus intoleransi. Misalnya saja, saat saya ke Sulawesi Utara ada penolakan dari masyarakat di sini. Ada yang curiga.” 


“Padahal Sulawesi Utara terkenal paling tinggi toleransinya. Kalau ada yang Natalan pasti dibantu oleh warga Muslim, begitu juga sebaliknya. Tapi ternyata ada juga penolakan dari masyarakat. Bisa dibilang nilai-nilai Pancasila sudah tidak ada lagi. Saya tak tahu siapa yang mencuci pikiran masyarakat sampai tak ada lagi toleransi.” 


“Hal ini terjadi di mana-mana. Di Jawa misalnya, kasus intoleransi bukan hanya terkait agama, tapi juga menyasar kelompok minoritas lainnya. Bahkan di satu agama yang sama juga bertikai.” 


Perubahan sikap masyarakat, seperti yang Anda contohkan di Sulawesi Utara, apa ada pengaruh dari luar? 


“Saya belum mempelajari apa pengaruh dari luar atau tidak, tapi kita tidak perlu menyalahkan siapa-siapa. Kita coba evaluasi, kok sudah berkurang rasa kesetiakawanan, saling menghormati. Sekarang antarkampung saja, di dapil saya, kita jalan saja sudah ketakutan. Kalau kita lewat malam-malam di kampung itu sudah takut. Saya tak mengerti dari mana semua ini, apa budaya kita sudah luntur, apa masyarakat sudah semakin egois, lebih memetingkan kepentingan sendiri.” 


Kalau melihat kasus-kasus yang terjadi sekarang, sepeti Ahmadiyah hingga penutupan gereja, apa yang terjadi pada bangsa ini? 


“Kembali kepada ketegasan pemimpinnya, mulai dari tingkat lokal sampai di nasional. Harusnya tokoh agama hingga wali kota, bupati bisa menenangkan masyarakat. Tapi sekarang pemimpin kita sepertinya tak tahu harus berbuat apa. Bingung membela mana yang benar. Mereka hanya memikirkan kepentingan dan ketenaran sendiri sehingga kasus-kasus intoleransi terjadi di mana-mana.” 


“Kalau di Jawa yang menjadi masalah adalah izin pendirian gereja. Tapi kalau di Sulawesi masalahnya dengan masjid. Jadi hampir semua daerah di Indonesia mengalami masalah intoleransi. Sangat menyakitkan, dan sekali lagi yang bisa mengendalikan ini adalah pemimpinnya. Hukum juga harus kuat, tapi sekarang kan hukum juga bisa dimanipulasi.” 


Kalau nanti ada di parlemen, apa yang Anda bisa dilakukan? 


“Masalah mayoritas-minoritas ini sangat sensitif, sehingga diprovokasi sedikit saja langsung membesar. Gampang sekali negara ini dipecah. Kalau tadi Anda tanya apakah pemicu dari luar? Mau dari luar atau dalam, kalau kitanya kuat masalah ini tak akan terjadi.” 


“Indonesia sebetulnya sudah punya dasar yang kokoh, yang dirintis oleh para pendiri negara, cuma itu tak dijalani. Ini terjadi karena sikap pemimpin kita, mulai dari lurah hingga yang di Jakarta,  lebih mendahulukan kepentingan sendiri. Itu yang harus diperbaiki. Selama para pemimpin moralnya instan, penuh kepentingan pribadi, negara ini tinggal tunggu hancur saja.” 


“Yang bisa saya lakukan adalah mendorong adanya sosialisasi mengenai keberagaman di Indonesia. Selain itu, hukum juga harus ditegakkan. Patuhi saja undang-undang yang ada, Kalau peraturannya belum kuat, ya wajib diperbaiki.” 


Tulisan ini adalah bagian dari serial #calegbicaratoleransi yang dihadirkan PortalKBR untuk membantu masyarakat mengenal calon anggota legistlatif yang maju dalam Pemilu 2014 April mendatang. Isu toleransi kami pilih mengingat Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan perbedaan dan sudah sepatutnya para caleg sadar akan kekayaan ini. Caleg DPR RI dipilih secara acak – baik nama, partai maupun daerah pemilihannya. Ikuti juga Kenali Caleg yang membantu Anda memilih satu dari 6607 caleg yang maju di Pemilu 2014.


caleg
toleransi
virgie baker
nasdem

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...