indeks
Awas, Ini Dua Bahan Kimia Berbahaya di Sekitar Kita

Dua jenis bahan kimia apa yang sangat berbahaya dan berada sekililing kita, namun banyak orang yang tidak tahu? Menurut Juru Kampanye Detox Greenpeace Indonesia, Ahmad Ashov, kedua bahan itu adalah PVC dan BFR. Kata dia, PVC adalah sejenis bahan kimia b

Penulis: Ade Irmansyah

Editor:

Google News
Awas, Ini Dua Bahan Kimia Berbahaya di Sekitar Kita
Dua Bahan Kimia Berbahaya

KBR, Jakarta – Dua jenis bahan kimia apa yang sangat berbahaya dan berada sekililing kita, namun  banyak orang yang tidak tahu?

Menurut Juru Kampanye Detox Greenpeace Indonesia, Ahmad Ashov, kedua bahan itu adalah PVC dan BFR. Kata dia, PVC adalah sejenis bahan kimia berbentuk seperti plastik yang banyak digunakan dalam peralatan sehari-hari manusia.

“PVC atau dalam Poly Vinil Chloride merupakan polimer thermoplastik urutan ke-3, maksudnya plastik yang digunakan paling banyak ke-3 di dunia. Kebanyakan PVC dipakai di bidang konstruksi karena PVC mempunyai sifat relatif murah,” ujar Ahmad Ashov dalam Program Talkshow Bumi Kita di Radio KBR, Utan Kayu, Jakarta Timur, Kamis (4/9).

Sementara, kata dia, BFR adalah bahan kimia persisten dan bioakumulatif yang jenisnya sekarang banyak hadir di lingkungan sekitar kita. Polybrominated diphenyl ethers (PBDEs)  adalah salah satu kelompok BFR yang paling umum  digunakan untuk membuat beragam bahan-bahan tahan api, termasuk tekstil.

Ashiv mengatakan, kedua bahan itu juga digunakan di dalam pakaian, kemasan botol, isolasi kabel, beragam bahan-bahan tahan api, termasuk tekstil. Kedua bahan kimia ini, kata dia, mengancam manusia dan lingkungannya. Pasalnya kata dia, hampir semua sektor industri yang menggunakan kedua bahan kimia tersebut tidak memberikan solusi khusus untuk mengelola limbahnya.

“Banyaknya kelas menengah di Indonesia mengakibat daya beli meningkat dari berbagai sektor. Dari industri elektronik (handphone) yang tidak menggunakan energi terbarukan saja menghasilkan 122 juta CO2 (karbondioksida),” ujarnya.

Perlunya Kesadaran Konsumen


Menyiasati kondisi ini, lanjut dia, perlu kesadaran konsumen sebelum menggunakan atau mengonsumsi suatu barang.

“Setidaknya ada tiga tahap yang harus ditelaah terlebih dahulu, proses pembuatan, bagaimana perlakuan perusahaan kepada buruhnya dan bagaimana perusahaan mengolah limbahnya nanti pasca-produknya digunakan,” ujarnya.

Sebab, kata Ashov, konsumen berhak mengetahui semuanya dari penciptaan suatu produk.

“Mulai dari produksinya hingga bahan yang digunakan, sampai pengolahan limbahnya,” ujarnya. “Konsumen adalah raja, oleh karenanya harus cerdas dalam memilah produk. Konsumen juga bisa menekan produsen agar bisa mengurangi bahan-bahan berbahaya dalam produk dan itu harus.”

Keberkuasaan konsumen terbukti ketika salah satu perusahaan elektronik ternama Apple dan 20 merk ternama perusahaan pakaian mau membuat perjanjian untuk mau meninggalkan kedua bahan itu dalam usahanya.

“Bukti keberhasilan desakan konsumen adalah sekarang 50 persen barang elektronik bebas PVC dan BFR. Kita bukan antidunia usaha, tetapi kita anti-pengusaha yang ambil keuntungan dar kerusakan alam,” ujarnya.

Bahkan kata dia beberapa perusahaan tersebut berani melakukan lebih dari standar kesehatan yang diatur dalam undang-undang ketika mendapat ancaman untuk diboikot.

“Kita juga menekan kepada pemerintah agar lebih memberikan fokusnya kepada hak konsumen. Agar pelaku usaha tidak berbalik menekan konsumen,” ujarnya.

Kata dia, ini juga menjadi salah satu langkah agar pemerintah Indonesia lebih tegas lagi dalam hal ini. Pasalnya kata dia dari data lembaganya, saat ini setiap manusia di muka bumi menanggung limbah sebanyak 7 kilogram hanya dari sampah elektronik.

Di satu sisi, kata dia, pelaku usaha juga harus berani terbuka dan transparan kepada calon konsumen terkait proses pembuatan hingga pengolahan limbah sebelum memasarkan produknya.

Perhatian segenap pemangku kepentingan soal ini, lanjutnya, diperlukan demi keberlangsungan alam dan lingkungan yang terjaga dengan baik hingga generasi mendatang.
   
Editor: Anto Sidharta

Dua Bahan Kimia Berbahaya

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...