Lembaga pemantau HAM, Amnesty International khawatir dengan peristiwa kekerasan, ancaman dan gangguan yang terus-menerus terjadi terhadap para pembela HAM di Indonesia. Pernyataan Amnesty ini merujuk pada insiden kekerasan yang dilakukan kepolisian terhad
Penulis: HH
Editor:

Lembaga pemantau HAM, Amnesty International khawatir dengan peristiwa kekerasan, ancaman dan gangguan yang terus-menerus terjadi terhadap para pembela HAM di Indonesia. Pernyataan Amnesty ini merujuk pada insiden kekerasan yang dilakukan kepolisian terhadap ratusan petani yang didampingi aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan 29 Januari lalu.
Dalam peristiwa tersebut, para petani yang hendak protes ke markas Polda Sumsel di Palembang dihadapi dengan kekerasan oleh aparat kepolisian. Akibatnya puluhan petani dan aktivis terluka. Seorang aktivis Walhi bahkan dilaporkan cedera di bagian kepala. Buntut peristiwa tersebut, puluhan orang ditangkap meski sebagian dilepas kembali, kecuali dua aktivis Walhi dan seorang petani yang hingga hari ini masih ditahan kepolisian.
Amnesty International mendesak pemerintah untuk memastikan akuntabilitas atas pelanggaran HAM di Sumatera Selatan itu. Amnesty juga meminta evaluasi menyeluruh terhadap tindakan kepolisian untuk memastikan lembaga ini memenuhi standar internasional. Amnesty merekomendasikan adanya penyelidikan independen dan mereka yang bertanggungjawab atas peristiwa kekerasan itu dibawa ke pengadilan dan memberi ganti rugi kepada korban.
Pernyataan senada juga dikeluarkan Eksekutif Nasional Walhi di Jakarta hari ini.