indeks
Alat Bantu Coblos Kertas Suara untuk Tunanetra Disiapkan

Pusat Pemilihan Umum Akses Penyandang Cacat (PPUA Penca) menyiapkan desain alat bantu coblos kertas suara untuk pemilu presiden Juli mendatang.

Penulis: Sindhu Darmawan

Editor:

Audio ini dihasilkan oleh AI
Google News
Alat Bantu Coblos Kertas Suara untuk Tunanetra Disiapkan
Alat Bantu Coblos, Tunanetra

KBR, Jakarta - Pusat Pemilihan Umum Akses Penyandang Cacat (PPUA Penca) menyiapkan desain alat bantu coblos kertas suara untuk pemilu presiden Juli mendatang.

Ketua PPUA Penca Ariani Soekanwo mengatakan, desain itu disiapkan untuk membantu pemilih tunanetra saat menggunakan hak pilihnya. Selain alat bantu coblos, PPUA Penca juga membuat modul panduan bagi petugas penyelenggara pemilu atau petugas KPPS di tempat pemungutan suara. Modul itu untuk membantu petugas KPPS memahami cara menangani pemilih disabilitas.

“Baru bikin templatenya. Surat suaranya sudah jadi baru kita alat bantu coblosnya dibikin. Jadi alat bantu coblos itu dibikin setelah surat suara selesai. (Perkiraan bulan apa atau tanggal berapa?) Mungkin ya secepat mungkin lah, bulan-bulan ini mungkin kita sudah menentukan desainnya begitu desain surat suara sudah sah, ya kita segera. (Yang mendesain KPU atau PPUA Penca yang khusus disabilitas) Ya kita, sesuai surat suara,” jelas Ariani Soekanwo kepada KBR, Rabu, (21/5).

Ketua Pusat Pemilihan Umum Akses Penyandang Cacat PPUA Penca Ariani Soekanwo menambahkan, KPU melibatkan lembaga PPUA Penca secara resmi pada akhir tahun lalu. Kerjasama itu terutama dalam proses produksi alat bantu coblos surat suara pemilu presiden.

Kerjasama itu dilakukan untuk mengakomodasi akses penyandang disabilitas dalam pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pilpres 2014. Pada pemilu legislatif April lalu, KPU tidak menyediakan alat bantu coblos bagi tunanetra.

Editor: Anto Sidharta

Alat Bantu Coblos
Tunanetra

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...