indeks
Adi Rukun: Sejak SD Saya Mendengar Cerita Soal Pembunuhan

KBR, Jakarta - Adi Rukun mengaku sejak kecil sering diseritakan soal kasus pembantaian massal di kampungnya di Kawasan Sumatara Utara. Pembantaian itu terjadi tahun 1965.

Penulis: Aisyah Khairunnisa

Editor:

Google News
Adi Rukun: Sejak SD Saya Mendengar Cerita Soal Pembunuhan
senyap, film, jagal

KBR, Jakarta - Adi Rukun mengaku sejak kecil sering diseritakan soal kasus pembantaian massal di kampungnya di Kawasan Sumatara Utara. Pembantaian itu terjadi tahun 1965.

Adi kehilangan kakaknya, Ramli, yang disangkakan sebagai anggota Partai Komunis Indonesia. Adi pun bercerita kepada sutradara Amerika Serikat Joshua Oppenheimer. Selanjutnya, cerita itu disajikan dalam sebuah film berjudul 'Senyap' atau 'The Look of Silence.

Adi bercerita, pertama kali bertemu Joshua tahun 2005 di kampungnya, Deli Serdang. Dia melihat Joshua tengah mengambil gambar keluarga dan tetangganya yang menjadi korban pembunuhan massal itu.

"Saya sangat senang sekali, sejak saya SMP sudah mengerti. Saya dari kecil selalu mendengar cerita dari orangtua saya. Dia selalu menceritakan apa yang terjadi pada family. Hanya saja saya tidak tahu, akan bertanya pada siapa. Apa yang terjadi pada korban saat itu," kata Adi di Jakarta, Senin (10/11).

Adi pun melihat potongan rekaman wawancara Joshua dengan orang yang terlihat dalam pembunuhan masyarakat di kampungnya. "Itu membuat kebencian saya menjadi bertambah. Bukan beci, tapi keingintahuan saya lebih mendalam," jelas Adi.

Ketika itu juga Adi meminta Joshua untuk mempertemukannya dengan pembunuh itu. Barulah tahun 2012, Adi dipertemukan dengan para pembunuh.

"Film ini untuk memberi pengetahuan kepada orang lain, apa sesungguhnya yang terjadi pada peristiwa kelam tersebut. Para pelaku bilang itu sudah menjadi bagian dari masa lalu, yang berlalu tetaplah berlalu. Tapi itu tidak, karena stigma yang ada," papar Adi.

Film ini karya dokumenter kedua Joshua tentang pelanggaran HAM di Indonesia. Sebelumnya Film 'The Act of Killing' atau Jagal. Dia melibatkan banyak pihak, termasuk kerabat kerja dari Indonesia yang namanya sengaja disembunyikan.

Joshua membuat film kisah nyata berisi penuturan dari para korban dan pelaku pelanggaran HAM serius terkait Tragedi 1965. Film tersebut mengambil latar belakang pembantaian massal 1965 oleh masyarakat di Sumatera Utara yang dikoordinasi oleh militer.

Film ini juga memenangkan FIPRESCI Award (Penghargaan Federasi Kritikus Film Internasional) untuk film terbaik, Mouse d'Oro Award (Penghargaan Kritikus Online) untuk film terbaik, Fedeora Award (Federasi Kritikus Film Eropa dan Mediterania) untuk film terbaik Eropa-Mediterania, dan Human Rights Nights Award untuk film terbaik bertema hak azasi manusia (HAM).

senyap
film
jagal

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...