indeks
?ESDM Klaim Tanggung Jawab Atas Kerugian Pertamina 12 T

Sebelumnya Pertamina menyatakan merugi Akibat menjual solar dan premium di bawah harga keekonomian pada Januari hingga Juli 2015.

Penulis: Aisyah Khairunnisa

Editor:

Google News
?ESDM Klaim Tanggung Jawab Atas Kerugian Pertamina  12 T
Pertamina. Foto: Antara

KBR, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim ikut bertanggungjawab terhadap kerugian yang dialami PT Pertamina hingga Rp. 12 triliun. Sebelumnya Pertamina menyatakan merugi akibat menjual solar dan premium di bawah harga keekonomian pada Januari hingga Juli 2015.

Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, ini lantaran regulasi yang dibuat kementeriannya memang melarang Pertamina menjual dengan harga tinggi dengan pertimbangan kondisi ekonomi yang sedang lesu pada awal tahun ini.


“Mereka sebetulnya pada waktu harga keekonomian naik kan harusnya untuk barang yang subsidi bisa menjual harga lebih. Karena kita memperhatikan situasi ekonomi, waktu itu kita tahan. Jadi saya laporkan (ke presiden) kalau ada penurunan harga minyak dunia sama mudah-mudahan kurs tidak bergejolak,” kata Sudirman di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (27/7/2015).


Sudirman menambahkan, kerugian Pertamina akibat solar dan premium ini juga ia laporkan pada Presiden Joko Widodo dalam agenda internal presiden.


Sebelumnya Juru Bicara Pertamina Wianda Pusponegoro menyatakan bahwa perusahaannya rugi akibat menjual BBM di bawah harga keekonomian. Namun pihaknya tidak bisa merinci berapa harga ideal yang harusnya diberlakukan agar Pertamina tidak merugi. Itu lantaran harga acuan Mean of Platts Singapore (MOPS) MOPS dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS kerap berubah.


Editor: Rony Sitanggang

Kementerian ESDM
harga keekonomian BBM
Pertamina merugi
kerugian Pertamina
Menteri ESDM Sudirman Said

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...