NASIONAL

Pembangunan IKN Tahap I Diklaim Capai 71 Persen

"Capaian tersebut berdasarkan data dari Kementerian PUPR."

Amanda Tities Kiesnaning Putri

 Jokowi letakkan batu pertama Musantara Logistic di IKN
Presiden Joko Widodo saat groundbreaking Masjid Negara di Kawasan IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu (17/1/2024). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

KBR, Jakarta - Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) tahap I diklaim mencapai 71,47 persen. Kepala Otorita IKN Bambang Susantono mengatakan capaian tersebut berdasarkan data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Dari luas total 252.000 hektare, hanya 25 persen yang dibangun, dengan 65 persen dijadikan area hutan kembali melalui program reforestasi, kamusnya bukan deforestasi tetapi penghutanan kembali," ujar Bambang dalam Konferensi Pers di Kantor Kemkominfo Jakarta, Selasa (30/1/2024).

Bambang mengatakan ada beberapa rencana inovatif dalam pembangunan IKN.

"Salah satu proof of concept yang menarik adalah pengembangan smart pole, tiang lampu yang bukan hanya memberikan penerangan, tetapi juga berfungsi sebagai alat untuk intelijen transportasi. Smart pole ini dapat berkomunikasi dengan kendaraan, memberikan informasi, serta mendukung sistem transportasi pintar," ujarnya.

Dia mengeklaim IKN akan menyediakan fasilitas lengkap seperti layanan logistik dan transportasi oleh pihak swasta dan UMKM.

Investasi

Bambang mengeklaim ada tiga negara yang tengah menjajaki investasi di IKN. Ia mengatakan proses negosiasi masih berlangsung intensif.

"Investasi swasta dan BUMN di groundbreaking 1 sampai 4, 6 investor hotel, 5 investor hunian, 8 investor ritel dan logistik, 7 investor perkantoran, 2 investor pendidikan, 3 investor kesehatan, 2 investor energi dan transportasi, serta 2 investor area hijau," kata dia.

Baca juga:

Editor: Wahyu S.

  • Presiden Jokowi
  • IKN
  • Ibu Kota Nusantara

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!