SAGA

Gundala Beraksi di Pentas Teater (2)

Komik Gundala mencapai masa keemasan pada 1970-an hingga 1980-an. Tokoh manusia super ini, digemari karena menggambarkan sosok pahlawan super khas Indonesia.

AUTHOR / Rumondang Nainggolan

Gundala Beraksi di Pentas Teater (2)
Gundala Gawat, Komik, Hasmi, Goenawan Mohamad, Teater Gandrik

Masa Keemasan

Tokoh pahlawan super Gundala Putera Petir lahir dari tangan Harya Suryaminata atau Hasmi di penghujung tahun 1960-an. Sebanyak 23 judul  terbit antara 1969-1982. Tokoh Gundala ia ciptakan setelah Maza, yang telah lebih dulu muncul pada 1968. Gundala adalah sosok lain dari seorang ilmuwan muda berusia 27 tahun bernama Sancaka. Gundala sendiri berasal dari bahasa Jawa, Gundolo yang artinya petir atau kilat.

Hasmi bercerita, pertama kali menggambar komik atas saran sepupunya yang juga komikus terkenal Yan Mintaraga.  "Waktu itu saya bersama Wid NS bertandang ke rumah Yan Mintaraga sesama komikus. Ada penerbit yang menawarkan kepada Wid NS dan Saya, Wid NS diminta untuk menggambar tokoh manusia air, saya diminta untuk membuat tokoh sekuat Hercules kayak Tarzan. Kemudian saya membuat Maza Si Penakluk yang punya Jin Kartubi itu lalu Wid NS membuat Aquanus. Setelah itu terbit saya menawarkan diri termasuk Wid NS yang bukan super hero pesenan tetapi sesuai keinginan saya."

Wid NS lengkapnya Widodo Noor Slamet adalah rekan Hasmi sesama illustrator komik.   Kemudian lahirlah sosok Gundala yang terinspirasi dari tokoh Flash, pahlawan super dari komik Amerika.

"Flash yang merah yang bisa lari secepat kilat. Tapi menurut saya secepat kilat, cahaya itukan dalam satu detik bisa mengitari dunia, sekian kali malah, wah menurut saya terlalu cepat. Jadi saya pakai Gundala bisa lari secepat 500-600 kilometer bisa mengejar pesawat mau take off. Lalu dia punya kekuatan petir untuk seram-seram saja."

Dia mengaku bakat seninya mulai muncul sejak kecil. "Saya sejak kecil suka melihat gambar apapun. Gambar umbul yang kecil-kecil kemudian komiknya Pak Kosasih, komik tempo dulu saya suka. Saya suka niru-niru kemudian mulai menggambar komik sekadarnya. Artinya adegan ini adegan itu campur baur sampai akhirnya saya SMA ikut mengisi majalah di sekolah, komiknya dari saya sampai kemudian diterbitkan."

Komik Gundala mencapai masa keemasan pada 1970-an hingga 1980-an. Tokoh manusia super ini, digemari karena menggambarkan sosok pahlawan super khas Indonesia. Pengamat komik Hikmat Darmawan "Settingnya, ceritanya bahkan juga asal usul atau keberadaan super heronya tidak science fiction lebih mirip seperti komik super hero Amerika di tahun 1940-an sampai 1950-an yang kebanyakan asal usulnya itu klenik dan lebih dekat kepada mitologi yang supernatural dan segala macam. Indonesia begitu jadi banyak unsur supranaturalnya. Jadi bisa jadi musuhnya setan."

Ketua Pasca Sarjana Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Iwan Gunawan menilai sosok super hero yang dibuat Hasmi lahir di masa yang tepat. "Gundala itu juga bisa booming karena tahun itu komik Amerika tokohnya juga mulai menguat, Superman, Flash, Thor mulai dikenal di Indonesia. Gundala super hero versi Indonesia yang mungkin tidak terlalu mengikuti jejak super hero yang dibuat pada tahun 1950-an."

Karakter yang khas Indonesia, cerita yang menarik membuat Gundala membawa pengaruh pada dunia komik Indonesia pada saat itu. Sekaligus menghidupkan kembali sosok-sosok pahlawan super khas Indonesia yang sempat surut popularitasnya. Kembali Iwan Gunawan."Dia mengingatkan kembali bahwa super hero itu bisa diterima di Indonesia setelah sebelumnya roman di tahun segitu dan silat. Ini boleh dibilang memulai kembali, sebelumnya sudah ada Sri Asih tapi itu sudah mulai dilupakan," ungkapnya.

Upaya menghidupkan kembali sosok superhero Gundala selain lewat pentas teater tengah digagas.


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!